Jakarta, 26 April 2025 — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mencatatkan langkah strategis dalam penguatan struktur keuangan melalui pelunasan utang sebesar Rp4,4 triliun sepanjang tahun 2024. Penyelesaian tersebut meliputi pelunasan utang usaha senilai Rp3,29 triliun serta penyelesaian utang obligasi dan sukuk sebesar Rp1,18 triliun. Aksi korporasi ini dipaparkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 yang diselenggarakan pada Jumat (25/4) di WIKA Tower 2, Jakarta Timur.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menegaskan bahwa langkah pelunasan utang tersebut merupakan bagian integral dari strategi besar perusahaan dalam mempercepat program penyehatan keuangan dan meningkatkan kredibilitas di mata pemangku kepentingan. Menurut Agung, penguatan struktur keuangan menjadi landasan penting untuk memastikan kesinambungan usaha sekaligus memperkuat kapasitas perseroan dalam mengakselerasi pengerjaan proyek-proyek strategis nasional.
Persetujuan Agenda Strategis dalam RUPST
RUPST juga mengesahkan Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Konsolidasian, serta Laporan Keuangan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (PUMK) Tahun Buku 2024. Dalam kesempatan tersebut, para pemegang saham memberikan persetujuan atas pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada jajaran direksi dan dewan komisaris atas pelaksanaan tugas pengurusan dan pengawasan selama tahun buku 2024.
Selain itu, rapat memutuskan penunjukan akuntan publik independen untuk tahun buku 2025 serta menetapkan perubahan penggunaan dana hasil Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II (PMHMETD II), khususnya yang berasal dari tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN), untuk penyesuaian kebutuhan modal kerja dalam mendukung percepatan penyelesaian proyek strategis nasional. Kebijakan ini diambil sejalan dengan dinamika pasar dan kebutuhan efisiensi pada pengelolaan kas perseroan.
Restrukturisasi Manajemen untuk Mempercepat Transformasi
Dalam agenda lain, RUPST mengesahkan perubahan Anggaran Dasar Perseroan serta melakukan perombakan jajaran pengurus. Jarot Widyoko ditetapkan sebagai Komisaris Utama yang baru, didampingi oleh Suryo Haproso Tri Utomo, Adityawarman, Rusmanto, Harris Arthur Hedar, dan Firdaus Ali sebagai Komisaris dan Komisaris Independen. Sementara itu, susunan direksi tetap dipimpin Agung Budi Waskito sebagai Direktur Utama, bersama Hananto Aji sebagai Direktur Operasi I, Harum Akhmad Zuhdi sebagai Direktur Operasi II, Adityo Kusumo sebagai Direktur Keuangan, Hadjar Seti Adji sebagai Direktur Manajemen SDM dan Transformasi, serta Sumadi sebagai Direktur Manajemen Risiko dan Legal.
Agung Budi Waskito dalam pidatonya menyampaikan bahwa transformasi yang dijalankan WIKA saat ini tidak sekadar berfokus pada kinerja jangka pendek, melainkan merupakan langkah fundamental untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan. Ia menambahkan bahwa dukungan penuh dari para pemegang saham menjadi katalisator penting dalam mempercepat proses transformasi, menjadikan WIKA lebih adaptif terhadap tantangan industri konstruksi nasional yang semakin kompetitif.
Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan dan Peran Strategis di Infrastruktur Nasional
Keberhasilan WIKA dalam mereduksi utang secara signifikan sepanjang 2024 menjadi sinyal positif bagi para investor. Ini sekaligus memperkuat kesiapan perseroan dalam merespons peluang pertumbuhan di tengah dorongan pemerintah terhadap percepatan pembangunan infrastruktur nasional dan penerapan prinsip keberlanjutan dalam pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.