Mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram melaksanakan sosialisasi program kerja pengolahan briket berbahan dasar tongkol jagung yang berlokasi di Kantor Desa Sukarema, Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada hari Kamis (23/01/2025) . Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan program kerja mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram kepada masyarakat Desa Sukarema sekaligus mendukung pencapaian tujuan program SDGs (Suistainable Development Goals). Oleh karena itu, kegiatan ini sejalan dengan salah satu tujuan SDGs yaitu SDGs 7 – Energi Bersih dan Terjangkau. Program ini mewujudkan kesediaan energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern. Pengolahan jagung oleh petani di Desa Sukarema hanya memanfaatkan metode pengeringan dan kemudian dipipil, limbah tongkol jagung yang dihasilkan dimanfaatkan oleh Mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram untuk membuat briket sebagai upaya untuk optimalisasi pemanfaatan limbah jagung menjadi energi yang bersih, terjangkau dan ramah lingkungan.
Sosialisasi ini melibatkan partisipasi dari perwakilan masyarakat Desa Sukarema yang terdiri dari Bapak Azro’i selaku sekdes, perwakilan kader dari setiap dusun dan perwakilan pemuda dari setiap dusun. Saat memberikan sambutan, Sekdes Desa Sukarema menyampaikan bahwa pusat pengolahan jagung di Kabupaten Lombok Timur sebagian besar berlokasi di Desa Sukarema. Dalam keadaan musim hujan sekalipun, petani Desa Sukarema tetap bisa memproduksi jagung kering dikarenakan sudah memiliki oven khusus untuk mengeringkan biji jagung, sehingga tidak bergantung pada terik sinar matahari.
Mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram, Imam Fathurrahman dan Faesal Amri, yang menjadi pemateri saat sosialisasi berlangsung menyampaikan bahwa briket merupakan hasil pembakaran bahan organik yang kemudian dipadatkan, mereka menyampaikan bahwa briket bisa diekspor ke luar daerah hingga luar negeri jika pengolahannya menggunakan formulasi dan perhitungan yang tepat. “Briket ini bisa bernilai jual tinggi bahkan bisa diekspor ke luar negeri apabila kita tau formulasi dan kemasan yang tepat untuk menjaga kualitas briket”, ungkapnya. Selama sosialisasi juga disampaikan estimasi harga yang biasa ditetapkan pada pengolahan briket dengan bahan dasar lain, yaitu sekitar Rp. 12.000,- per kilonya. Mereka mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan harga yang tepat, perlu dilakukan perhitungan modal yang tepat pula disertai dengan formulasi komposisi yang menjamin kualitas briket yang dihasilkan.
Program sosialisasi yang diselenggarakan Mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram ini tidak hanya menyampaikan informasi mengenai briket tongkol jagung secara teoritis, mereka juga memperlihatkan demonstrasi pembuatan briket tongkol jagung mulai dari proses pencampuran hingga proses pencetakan. Hamzan Irawandi, selaku Mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram yang melakukan demonstrasi pembuatan briket tongkol jagung menyampaikan bahwa tujuan diadakannya demonstrasi ini adalah untuk memberikan gambaran kepada audiens mengenai cara pembuatan briket tongkol jagung menggunakan alat sederhana. Seluruh audiens tampak sangat antusias saat menyaksikan demonstrasi pembuatan briket tongkol jagung, bahkan sebagian dari mereka yang merupakan kader ibu – ibu PKK mencoba untuk melakukan proses pencetakan briket tongkol jagung secara manual.