Pemerintahan Presden Prabowo Subianto berkomitmen mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera melalui program Asta Cita. Langkah strategis tersebut difokuskan pada penguatan sistem pertahanan keamanan negara serta kemandirian bangsa, dengan penekanan pada swasembada pangan, energi, serta pengembangan ekonomi kreatif dan hijau.
Untuk mencapai swasembada pangan banyak tantangan yang harus diantisipasi, seperti perubahan iklim, gejolak harga pangan dunia, dan risiko bencana alam adalah realitas yang menuntut respons proaktif dan terukur. Cadangan pangan yang memadai bukan hanya buffer terhadap fluktuasi eksternal, tetapi juga fondasi bagi ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. Inisiatif seperti tercermin dalam program Asta Cita, yang menekankan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui ketahanan pangan adalah langkah yang patut didukung.
Penguatan ekosistem pangan nasional yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat memerlukan pendekatan multidimensional yang melibatkan inovasi teknologi, peningkatan kapasitas petani, serta kolaborasi lintas sektor yang erat. Dengan demikian, kita dapat memastikan cadangan pangan yang kita bangun tidak hanya mencukupi secara kuantitatif, tetapi juga berkualitas dan terdistribusi secara adil. Sinergitas lintas sektor dalam mensukseskan program pemerintah pada swasembada pangan nantinya dapat terealisasi dan merupakan investasi jangka panjang yang akan bermanfaat besar bagi generasi mendatang.
Penyusunan program pembangunan pertanian bertujuan untuk mewujudkan keterpaduan upaya pembangunan pertanian dengan pendekatan system agribisnis yang memperhatikan potensi sumber daya pertanian wilayah, yaitu dengan meningkatkan keterpaduan baik dalam sub sector pertanian maupun antar sector dalam rangka pembangnan ekonomi nasional, daerah dan pedesaan (Fatah, 2024).
Pembangunan pertanian merupakan tulang punggung pembangunan nasional dan implementasinya harus sinergis dengan pembangunan sector lainnya. Pelaku pembangunan pertanian meliputi departemen teknis terkait, pemerintah daerah, petani, pihak swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya, sehingga koordinasi antar pelaku pembangunan pertanian merupakan kerangka mendasar yang harus diwujudkan guna mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan (Fatah, 2024).
Pembangunan pertanian ini didukung salah satunya adalah dengan adanya peluncuran Brigade Pangan oleh Kementrian Pertanian, sebuah inisiatif ambisius untuk mempercepat swasembada pangan. Program ini mengintegrasikan teknologi modern dengan pendekatan berbasis komunitas, melalui optimalisasi lahan rawa (OPLAH) dan pencetakan sawah rakyat (CSR). Brigade Pangan bertujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian melalui pengelolaan terstruktur dan infrastruktur modern, serta mewujudkan agribisnis modern yang melibatkan generasi muda. Brigade Pangan tidak hanya menjadi solusi untuk meningkatkan produksi pangan nasional, tetapi juga menciptakan ekosistem agribisnis modern yang memberdayakan generasi muda. Dengan sinergi antara teknologi dan semangat inovasi dari berbagai stakeholders, program ini diharapkan mampu membawa Indonesia menuju swasembada pangan yang berkelanjutan.
Selain itu program ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk menjalin sinergi yang erat dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung program swasembada pangan. Bukan hanya sektor pertanian, tetapi juga keterlibatan TNI/Polri berperan dalam pengamanan dan pendampingan, PUPR dalam hal tata kelola air, perbankan yang menyediakan dukungan pembiayaan, Bulog yang memiliki kepentingan untuk membeli gabah dari petani setelah panen dengan harga yang sudah ditentukan, sektor swasta yang berkontribusi dalam inovasi dan teknologi, hingga gabungan kelompok tani (gapoktan) dan kelompok tani (poktan) yang menjadi ujung tombak di lapangan. Kolaborasi yang solid antar berbagai pihak ini menjadi kunci keberhasilan program untuk mencapai swasembada pangan. Sehingga sinergi pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan.
Brigade Pangan merupakan sebuah manifestasi harapan bagi kedaulatan pangan Indonesia. Ia adalah jembatan yang menghubungkan teknologi modern dengan kearifan lokal, menggerakkan generasi muda untuk mengukir masa depan pertanian yang gemilang. Namun, keberhasilan Brigade Pangan bukan sekadar angka-angka produktivitas, melainkan juga keberlanjutan ekosistem agribisnis dan kesejahteraan petani. Mari kita kawal program ini dengan sinergi lintas sektor, evaluasi berkala, dan komitmen kuat, sehingga Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri, memenuhi kebutuhan pangan bangsanya, dan berkontribusi pada ketahanan pangan dunia.
Aksi Sinergi adalah sebuah gerakan atau aksi untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas. Mari kita kawal dan sukseskan program asta cita untuk sukseskan swasembada pangan.
Penulis : Septia Hayati, S.P, M.Pd dikutip dari berbagai sumber