Seribu Warga Kampung Sagan Meriahkan Nyadran Bareng Sedulur Sagan
Lebih dari seribu warga dari tiga kampung sagan yang berada diwilayah Kelurahan Terban, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta dan satu kampung sagan yang berada diwilayah Kelurahan Caturtunggal Kapenawon Depok, ikut berpartisipasi dalam perhelatan akbar PKSJ Kirab Budaya Nyadran Bareng Sedulur Sagan, yang digelar pada hari Minggu (23/2).
Kampung sagan memiliki tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadan, salah satunya adalah Nyadran. Tradisi Nyadran dilakukan pada bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa atau bulan Sya’ban dalam kalender Hijriyah. Ritual ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dengan cara membersihkan makam, berziarah ke makam, berdoa dan acara kenduri atau makan Bersama-sama.
Menurut Agus Herrayanto selaku Ketua Kampung Sagan, Nyadran tidak hanya sekadar tradisi Budaya, ritual ziarah kubur, tetapi memiliki makna sosial yang dalam. “Melalui Nyadran, warga diajarkan untuk selalu menghormati leluhur, menyatukan warga baik yang masih berada dikampung sagan maupun yang sudah diluar kampung sagan, serta mempererat kebersamaan,” ujarnya. Oleh karena itu, banyak perantau yang sengaja pulang kampung untuk mengikuti acara ini.
Acara Tradisi Budaya ini mengusung tema “Sagan Bersatoe”, sebuah perayaan budaya yang menggabungkan tradisi dengan semangat kesatuan dan kebersamaan warga. Dimulai pada pukul 07:00 WIB, titik kumpul di pusatkan Ex. SPBU Sagan yang menjadi awal dimulainya Kirab budaya ini. Setiap kampung membawa “gunungan, lambang kemakmuran yang sarat makna spiritual, dikawal oleh “bergodo”. 8 Gunungan yang terdiri dari Gunungan Ketan Kolak Apem, Gunungan Sayur RW 10, Gunungan Sayur dan Gunungan Makanan anak Sagan CT timur, Gunungan Buah Sagan CT Lor, Gunungan Kain warga RW 11, , Gunungan Alat tulis SD Muhammadiyah Sagan, Gunungan Makanan jadul RW 7 serta rombongan Barongsai. Iring-iringan ini akan bergerak perlahan namun pasti, melintasi Jalan Colombo menuju jalan Cik Di Tiro dan memasuki Kampung Sagan yang akan dipadati warga, hingga berakhir di pelataran Makam Bendo Sagan.
Setelah semua peserta berada di pelataran Makam Bendo Sagan Sesepuh Kampung, tokoh agama didampingi Panitia memasuki Gerbang makam dan dilanjutkan dengan pembacaan zikir tahlil di makam cikal bakal kampung sagan yaitu Kyai dan Nyai Sag yang dipimpin tokoh agama setempat. Kemudian dilanjutkan doa bersama.
Usai doa bersama, acara berlanjut dengan Nyekar bersama, doa lintas agama dan Kenduri atau makan bersama dari makanan yang dibawa dari rumah. Serta diakhiri dengan rebutan gunungan, acara tradisi ini berlangsung khidmat dan meriah.
Ketua Panitia Pelaksana, Bapak. Nirmala, mengatakan kegiatan nyadran kali ini berhasil menyatukan Kampung Sagan Kotamadya Yogyakarta dan Kampung Sagan Caturtunggal Sleman untuk Bersama-sama nguri-uri budaya tradisi yang turun-temurun masih dilestarikan. Tujuannya antara lain untuk melestarikan tradisi Budaya Jawa sekaligus mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia dan menyatukan warga sagan Kota Yogyakarta, Sagan Purbonegaran, Sagan Reksonegaran serta sagan caturtunggal, depok, sleman.
Tradisi Budaya Nyadran Bareng sedulur Sagan ini merupakan agenda tahunan dari pengurus PKSJ yang setiap tahunnya akan dipersiapkan lebih matang lagi. (mt)