Setiap Ramadan, kita seringkali menyaksikan antrean panjang di bank atau tempat penukaran uang. Ini adalah gambaran yang tak terpisahkan dari tradisi Lebaran, di mana masyarakat berlomba-lomba menukar uang baru untuk angpau. Namun, di balik keramaian tersebut, ada pertanyaan yang lebih penting: bagaimana kita memanfaatkan bulan penuh berkah ini untuk memajukan ekonomi, khususnya ekonomi syariah, melalui pemberdayaan UMKM?
Bank Indonesia Kepulauan Riau (BI Kepri) menjawab kegelisahan tersebut dengan menghadirkan KURMA (Kepulauan Riau Ramadan Fair) 2025, sebuah program yang lebih dari sekadar menyediakan layanan penukaran uang. KURMA menjadi bukti nyata bahwa Ramadan bukan hanya kesempatan beribadah, tetapi juga momentum besar untuk meningkatkan pemberdayaan UMKM di sektor ekonomi syariah. Program ini tak hanya memperkenalkan sistem digital seperti QRIS kepada UMKM, tetapi juga menjadi platform bagi mereka untuk tumbuh bersama masyarakat dan memperkuat perekonomian daerah.
Inovasi dalam KURMA 2025: Lebih dari Sekadar Penukaran Uang
Salah satu aspek menarik dari KURMA 2025 adalah bagaimana acara ini menggabungkan bazar, edukasi, dan lomba-lomba untuk memperkenalkan konsep ekonomi syariah lebih luas. Lomba pondok pesantren unggulan, misalnya, menjadi salah satu cara untuk mengembangkan kemandirian ekonomi bagi pondok pesantren dan santri. Selain itu, program bazar yang melibatkan UMKM dan produk-produk berbasis syariah memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal lebih jauh berbagai produk halal, sekaligus memperkenalkan mereka pada sistem transaksi berbasis digital. Melalui berbagai lomba yang diselenggarakan, BI Kepri memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berkreasi dan berkontribusi dalam menyebarkan nilai-nilai positif selama bulan suci ini.
QRIS 1000 Masjid: Memperluas Ekosistem Keuangan Syariah
Salah satu inisiatif unggulan dalam KURMA 2025 adalah QRIS 1000 Masjid, sebuah terobosan dalam digitalisasi transaksi keuangan syariah. Dengan satu kali pemindaian QR, jamaah dapat berinfak dan berzakat secara lebih transparan, efisien, dan sesuai prinsip syariah. Teknologi ini membuka akses lebih luas bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam filantropi Islam dengan cara yang modern dan praktis.
Menurut data Bank Indonesia, hingga akhir 2024, terdapat lebih dari 35 juta pengguna QRIS di Indonesia, dengan total transaksi mencapai Rp50 triliun per bulan. Implementasi QRIS di masjid-masjid diharapkan dapat meningkatkan angka donasi digital hingga 30% dibandingkan metode konvensional.
Apa dampaknya? Program ini mendapat dukungan luas dan diharapkan dapat memperluas ekosistem keuangan syariah di Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam transaksi digital berbasis syariah, masa depan keuangan Islam di Tanah Air semakin cerah.
Program ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak dan diharapkan dapat memperluas ekosistem ekonomi syariah di Indonesia, meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam sistem pembayaran berbasis digital yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Gerakan Sadar Wakaf: Memperkuat Nilai Sosial Ekonomi Syariah
Selain QRIS 1000 Masjid, KURMA 2025 juga menghadirkan Gerakan Sadar Wakaf, yang berhasil mengumpulkan Rp51 juta dari empat program wakaf. Ini membuktikan bahwa instrumen filantropi Islam seperti wakaf tidak hanya bermanfaat secara spiritual, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan sosial, pendidikan, dan fasilitas umum yang memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Menurut laporan Badan Wakaf Indonesia (BWI), potensi wakaf tunai di Indonesia mencapai Rp180 triliun per tahun, tetapi baru sekitar Rp1 triliun yang berhasil dihimpun. Dengan edukasi yang lebih luas dan digitalisasi proses wakaf, program seperti Gerakan Sadar Wakaf dapat meningkatkan realisasi potensi tersebut.
Peningkatan partisipasi dalam wakaf menunjukkan bahwa ekonomi syariah semakin diterima dan menjadi bagian dari solusi ekonomi berkelanjutan. Dengan edukasi dan dorongan yang tepat, wakaf dapat menjadi pilar utama dalam penguatan ekonomi umat.
Dampak Nyata bagi UMKM Lokal
Tak hanya mendorong transaksi syariah dan filantropi Islam, KURMA 2025 juga memberikan dampak nyata bagi UMKM lokal. Berdasarkan laporan terbaru dari BI Kepri, total transaksi penjualan selama acara mencapai Rp2,33 miliar, sementara business matching pembiayaan syariah mencapai Rp2,19 miliar. Ini menunjukkan bahwa ekosistem ekonomi syariah semakin kuat dengan dukungan UMKM yang mengadopsi teknologi digital.
Menurut laporan State of the Global Islamic Economy 2024, Indonesia berada di peringkat ke-4 dalam pengembangan ekonomi syariah dunia, setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Dengan adanya inisiatif seperti KURMA, Indonesia berpotensi naik ke peringkat lebih tinggi di tahun-tahun mendatang.
Selama acara berlangsung, banyak pelaku usaha kecil yang memperoleh manfaat dari sistem pembayaran digital dan akses pembiayaan syariah, memungkinkan mereka memperluas pasar serta meningkatkan daya saing bisnis mereka.
Talkshow Sertifikasi Halal: Menyongsong Produk Halal yang Berkualitas
Untuk semakin memperkuat sektor ekonomi syariah, KURMA 2025 juga menggelar talkshow sertifikasi halal, yang berhasil menghasilkan 26 sertifikat halal baru. Sertifikasi ini menjadi langkah penting bagi UMKM untuk meningkatkan kualitas produk dan memperluas akses ke pasar halal, baik di dalam maupun luar negeri. Pemberian sertifikasi ini dilaksanakan secara gratis.
Menurut data Kementerian Perindustrian, jumlah UMKM bersertifikasi halal di Indonesia masih di bawah 20% dari total UMKM, padahal Indonesia memiliki pasar halal terbesar di dunia dengan potensi nilai industri halal mencapai Rp4.375 triliun pada 2025.
Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk halal, sertifikasi ini membuka peluang besar bagi UMKM untuk menjangkau konsumen yang lebih luas dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Tantangan dan Peluang Ke Depan
Keberhasilan KURMA 2025 menjadi langkah awal yang baik, tetapi tantangan ke depan tetap ada. Pertanyaan besarnya adalah: Bagaimana program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas? Apakah model ini bisa diterapkan di daerah lain di Indonesia atau bahkan di tingkat global?
Lebih jauh, masyarakat juga perlu siap beradaptasi dengan transformasi ekonomi berbasis syariah. Peningkatan literasi digital dan ekonomi syariah menjadi kunci utama agar program seperti KURMA dapat terus berjalan dan memberikan manfaat jangka panjang.
Langkah Nyata Menuju Ekonomi Syariah yang Lebih Maju
Dengan berbagai pencapaiannya, KURMA 2025 bukan sekadar program Ramadan biasa. Ini adalah langkah nyata menuju penguatan ekonomi syariah dan pemberdayaan UMKM. Kesuksesan KURMA juga membuka jalan bagi acara besar berikutnya, seperti Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Sumatra pada 23–25 Mei 2025 dan Indonesia Sharia Economy Festival (ISEF) ke-12 pada Oktober 2025.
Kini, saatnya kita mengambil peran! Dukung ekonomi syariah dengan mulai menggunakan QRIS, berwakaf, dan mendukung UMKM lokal. Ramadan bukan hanya momen ibadah, tetapi juga kesempatan untuk membangun ekonomi umat yang lebih kuat dan berkelanjutan.
#KURMA2025 #BankIndonesiKepri #UMKMGoDigital