Bekasi, 10 Maret 2025 – Reza Dwi Kurniawan, mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pelita Bangsa, menyoroti pentingnya profesionalisme dalam program pengelolaan investasi Danantara. Dalam kajiannya, ia menilai bahwa program ini memiliki potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional, namun harus dikelola oleh individu yang memahami sektor ekonomi dan keuangan, bukan sekadar titipan politik.
Menurut Reza, program investasi Danantara merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan arus modal dan mempercepat pembangunan ekonomi di berbagai sektor. Namun keberhasilannya sangat bergantung pada transparansi serta kompetensi pihak yang mengelolanya. Jika pemerintah hanya menempatkan individu yang memiliki kepentingan politik tanpa pemahaman mendalam terhadap ekonomi dan keuangan, maka program ini berisiko mengalami kegagalan besar.
“Program investasi sebesar Danantara seharusnya tidak berdampak pada individu yang hanya mengejar kepentingan politik tanpa memiliki pemahaman mendalam tentang ekonomi dan keuangan. Jika dikelola oleh orang yang tidak kompeten, risiko kebocoran dan melemahnya investasi menjadi sangat tinggi,” ujar Reza dalam pernyataannya.
Lebih lanjut, Reza menegaskan bahwa salah satu faktor yang menentukan keberlanjutan program ini adalah manajemen risiko yang efektif. Pemerintah harus memiliki strategi mitigasi yang kuat untuk mengantisipasi potensi kebocoran yang dapat terjadi saat investasi di danantara melemah.
Ia menjelaskan bahwa salah satu kelemahan dalam proyek investasi berskala besar di Indonesia adalah minimnya pengawasan terhadap penggunaan dana. Dalam beberapa kasus, proyek-proyek investasi tidak mencapai target yang diharapkan karena adanya kebocoran anggaran akibat mismanajemen atau kepentingan pribadi.
Untuk itu, Reza mendorong agar pemerintah menerapkan sistem seleksi ketat dalam menentukan siapa saja yang berhak mengelola program ini. Menurutnya, pengalaman dan pemahaman di bidang ekonomi serta keuangan harus menjadi prioritas utama dalam pemilu penyelenggara, bukan hanya kedekatan dengan elit politik.
“Saya melihat bahwa di beberapa proyek besar sebelumnya, individu yang ditunjuk sering kali lebih mengedepankan kepentingan kelompoknya dibandingkan dengan kesejahteraan rakyat. Ini yang harus dihindari dalam program Danantara. Pemerintah harus benar-benar memastikan bahwa hanya orang-orang yang berkompeten yang terlibat,” tambahnya.
Selain itu, Reza juga menyoroti pentingnya memperkuat sektor eksternal sebagai langkah antisipatif jika investasi di Danantara mengalami perlambatan. Ia menilai bahwa perekonomian Indonesia tidak boleh hanya bertumpu pada satu sektor investasi, melainkan harus memiliki diversifikasi yang kuat.
“Jika nanti investasi Danantara mengalami perlambatan, kita harus sudah siap dengan sektor ekonomi lainnya yang bisa menopang perekonomian nasional. Misalnya, kita harus memperkuat ekspor, memperkuat industri kreatif, serta membangun sektor produksi dalam negeri agar tidak terlalu bergantung pada modal asing,” jelasnya.
Reza juga mengingatkan bahwa di era globalisasi saat ini, persaingan investasi semakin ketat. Negara-negara lain juga berlomba-lomba menarik investor dengan berbagai insentif. Oleh karena itu, Indonesia harus memastikan bahwa program Danantara benar-benar kompetitif dan memiliki daya tarik yang kuat bagi investor.
Menurutnya, salah satu cara untuk meningkatkan daya tarik investasi adalah dengan memastikan bahwa regulasi dan kebijakan yang dibuat benar-benar berpihak pada kepentingan ekonomi nasional, bukan hanya untuk memfasilitasi keuntungan kelompok tertentu.
Pemerintah juga harus menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan berkelanjutan, dengan memastikan kepastian hukum bagi investor tetap terjaga, namun di sisi lain tidak merugikan kepentingan rakyat. Reza menekankan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia harus benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat luas, bukan hanya menguntungkan segelintir elite ekonomi dan politik.
Ia juga mengkritisi praktik lama di mana banyak proyek investasi yang pada akhirnya tidak berjalan optimal karena adanya intervensi politik yang terlalu besar. Menurutnya, jika pemerintah serius ingin membangun perekonomian yang kuat, maka profesionalisme harus dikedepankan dalam pengelolaan investasi.
Reza menambahkan bahwa keberhasilan program investasi Danantara juga sangat bergantung pada transparansi dan akuntabilitas. Oleh karena itu, pemerintah harus membuka ruang bagi publik untuk menyatukan program ini agar tidak terjadi penyimpangan.
Sebagai mahasiswa yang aktif dalam kajian ekonomi dan kebijakan publik, Reza berharap agar pemerintah lebih serius dalam mengelola investasi Danantara demi kemajuan ekonomi Indonesia. Jika dikelola dengan baik, program ini bisa menjadi pilar utama dalam memperkuat perekonomian nasional.
Namun jika hanya dijadikan alat politik, maka dampaknya akan sangat merugikan masyarakat. Ia menegaskan bahwa pengalaman masa lalu harus menjadi pelajaran agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali dalam program Danantara.
Lebih lanjut Reza juga menyoroti bahwa dalam menghadapi iklim global, Indonesia harus memiliki kebijakan ekonomi yang tangguh dan tidak mudah terpengaruh oleh dinamika politik dalam negeri. Oleh karena itu, stabilitas kebijakan sangat penting dalam menarik minat investor jangka panjang.
Selain faktor kebijakan, pemerintah juga harus memastikan bahwa infrastruktur ekonomi pendukung investasi tersedia dengan baik. Ia mencontohkan bahwa banyak proyek investasi yang gagal berkembang karena kurangnya infrastruktur yang memadai, baik dalam hal transportasi, teknologi, maupun regulasi yang fleksibel.
Reza juga mengajak para sejarawan, pelajar, serta masyarakat umum untuk lebih kritis dalam mengawali kebijakan investasi di Indonesia. Menurutnya, partisipasi masyarakat sangat penting dalam memastikan bahwa kebijakan yang dibuat benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat.
Sebagai penutup, Reza menegaskan bahwa masa depan perekonomian Indonesia sangat bergantung pada bagaimana investasi dikelola dengan baik. Jika pemerintah mampu menempatkan orang-orang yang kompeten dan memperkuat sektor eksternal, maka Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi yang mandiri dan tidak mudah terguncang oleh tekanan global.
Pemerintah harus memahami bahwa investasi bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, kebijakan investasi harus selalu berpihak pada kepentingan nasional dan tidak boleh hanya menjadi alat kepentingan politik jangka pendek.
“Sudah saatnya kita menempatkan profesionalisme di atas kepentingan politik. Investasi yang dikelola dengan baik akan membawa manfaat jangka panjang bagi perekonomian nasional. Namun jika hanya dikelola oleh orang-orang yang tidak kompeten, maka hasilnya hanya akan menjadi beban bagi negara,” tutupnya.