Semarang – Proyek perbaikan jalan akibat tanah longsor yang terletak di Jl. Tembus Unnes-Undip, Desa Bantardowo, Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, kini telah mencapai progres sekitar 45 persen. Pengerjaan proyek ini telah dimulai sejak pertengahan bulan Ramadan, yakni sekitar tanggal 15 Maret 2025 lalu.
Durito, salah satu pekerja di lokasi, menyampaikan bahwa proses perbaikan jalan dilakukan dengan menggunakan sistem bronjong untuk menahan arus air yang deras saat hujan. Bronjong adalah anyaman kawat baja berlapis seng atau galvanis yang membentuk kotak atau keranjang dan diisi dengan batu-batu besar.
“Ini pakainya bronjong, untuk menahan air dari atas kalau hujan deras. Besi penyangga sudah dipasang, tinggal proses pemasangan bronjongnya,” jelas Durito saat ditemui di lokasi proyek, Kamis (17/04/2025).
Tahapan pengerjaan dimulai dari pemasangan besi dan pengecoran dudukan jembatan. Meski tidak menggunakan alat berat karena medan yang sulit diakses, material seperti batu tetap dikirim menggunakan dump truck. Proses pengangkutannya juga tidak mudah, batu harus diturunkan sebagian di area makam terdekat dan kemudian diangkut kembali.
“Medannya nggak mendukung sehingga batu-batu itu harus diangkut dua kali karena turunnya nggak bisa langsung ke sini,” ujar Durito.
Selama proses perbaikan berlangsung, akses jalan ditutup sebagian dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Setelah itu, jalan kembali dibuka dan bisa dilalui kendaraan. Namun, kendaraan tetap bisa melintas dengan memutar melewati jalan alternatif lain.
Proyek ini rawan mengalami keterlambatan penyelesaian dikarenakan faktor cuaca. “Kalau hujan deras, air bisa naik tinggi. Kadang sini nggak hujan tapi di Ungaran hujan, tetap saja air naik. Jadi, kalau kondisi begitu, kita nggak berani kerja,” terang Durito.
Dengan kondisi medan yang cukup ekstrem dan cuaca yang tidak menentu, proses pengerjaan proyek ini mengalami beberapa hambatan. Hal inilah yang membuat pihak pekerja belum bisa memastikan kapan proyek ini bisa benar-benar selesai. Mereka masih menyesuaikan dengan kondisi di lapangan yang tidak selalu bisa diprediksi.
Sebelumnya, pada hari Selasa (21/1/2025) terjadi hujan lebat yang mengakibatkan longsor di sisi selatan jembatan, sehingga akses kendaraan ditutup sementara untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Jalan tembus Unnes-Undip adalah jalan alternatif yang membantu warga Semarang dalam transportasi. Jalan ini menghubungkan daerah Srondol Kulon, Banyumanik, dan Sekaran, Gunungpati. Jalur ini dikenal dengan sebutan jalur Gaza karena kerap menjadi rute pilihan mahasiswa Unnes-Undip untuk saling berkunjung. Jalur ini dianggap mampu memangkas jarak maupun durasi tempuh antar kedua kampus meski efektivitasnya bisa jadi relatif, tergantung kondisi dan waktu tertentu.
Bagi sebagian pengguna, khususnya mahasiswa, jalur ini dirasa penting karena dapat mempercepat mobilitas, memperlancar aktivitas, atau sekadar memberikan alternatif dari rute utama. Namun, semua itu tentu kembali pada sudut pandang masing-masing, apakah benar lebih efisien, atau hanya terasa demikian karena sudah terbiasa.