Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan adalah isu lingkungan serius yang terus berulang dan berdampak besar terhadap ekosistem, kesehatan manusia, serta perekonomian. Penyebab utama kebakaran ini adalah aktivitas manusia, terutama praktik pembukaan lahan untuk pertanian, seperti perkebunan kelapa sawit, di mana pembakaran sering digunakan untuk membersihkan lahan. Selain itu, perubahan iklim, dengan suhu yang lebih tinggi dan curah hujan yang tidak menentu, menciptakan kondisi kering yang meningkatkan risiko kebakaran. Dampak dari kebakaran ini sangat merugikan; kerusakan ekosistem mengancam banyak spesies flora dan fauna akibat kehilangan habitat, sementara asap yang dihasilkan berdampak langsung pada kesehatan masyarakat, menyebabkan masalah pernapasan dan iritasi mata. Ekonomi juga terpukul, dengan sektor pertanian dan pariwisata merugi, serta biaya pemadaman yang menjadi beban pemerintah dan masyarakat.
Kebakaran hutan merupakan masalah serius yang dihadapi banyak negara, terutama di daerah tropis. Perubahan iklim yang semakin nyata memperburuk kondisi ini, meningkatkan frekuensi dan intensitas kebakaran hutan. Dalam konteks ini, kehutanan memiliki peran penting dalam menekan risiko kebakaran hutan dan melindungi lingkungan.
Pertama yaitu Pengelolaan Hutan Berkelanjutan, pengelolaan hutan yang berkelanjutan adalah kunci untuk mengurangi risiko kebakaran hutan. Dengan menjaga keberlanjutan ekosistem hutan, kita dapat memastikan bahwa hutan tetap sehat dan mampu menyerap karbon. Praktik seperti reforestasi, penanaman pohon, dan pemeliharaan lahan dapat meningkatkan daya tahan hutan terhadap kebakaran.
Kedua,yaitu Peningkatan Kualitas Hutan.Hutan yang dikelola dengan baik memiliki kualitas yang lebih tinggi, yang berarti lebih sedikit bahan bakar yang tersedia untuk kebakaran. Pengurangan kepadatan pohon yang tidak sehat dan pengelolaan limbah vegetasi dapat membantu menciptakan hutan yang lebih resilien. Selain itu, pemantauan kesehatan hutan secara rutin dapat mendeteksi masalah sebelum menjadi lebih besar.
Ketiga yaitu Edukasi dan Kesadaran Masyarakat.Pendidikan mengenai pentingnya hutan dan risiko kebakaran harus ditingkatkan. Masyarakat perlu dilibatkan dalam upaya konservasi dan pengelolaan hutan. Program penyuluhan dapat membantu masyarakat memahami cara-cara untuk mencegah kebakaran hutan, seperti tidak membakar lahan sembarangan dan menjaga kebersihan hutan.
Keempat Pengawasan dan Penegakan Hukum. Pengawasan yang ketat terhadap aktivitas ilegal di hutan, seperti penebangan liar dan pembakaran lahan untuk pertanian, sangat penting. Penegakan hukum yang tegas dapat mencegah tindakan yang dapat merusak hutan dan meningkatkan risiko kebakaran. Kerjasama antara pemerintah, LSM, dan masyarakat lokal sangat diperlukan untuk mengawasi dan melindungi hutan.
Lalu kelima, Penerapan Teknologi modern dapat membantu dalam memantau dan mencegah kebakaran hutan. Sistem pemantauan berbasis satelit dan drone dapat mendeteksi titik api dengan cepat, memungkinkan respon yang lebih cepat dari tim pemadam kebakaran. Selain itu, penggunaan aplikasi mobile untuk melaporkan kebakaran dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan kebakaran.
Kesimpulan
Kehutanan memainkan peran krusial dalam menekan risiko kebakaran hutan, terutama di tengah tantangan perubahan iklim. Melalui pengelolaan yang baik, peningkatan kualitas hutan, edukasi masyarakat, pengawasan ketat, dan penerapan teknologi, kita dapat melindungi hutan dan lingkungan. Upaya kolektif dari semua pihak sangat diperlukan untuk menjaga keberadaan hutan, yang tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru dunia, tetapi juga sebagai pelindung terhadap bencana kebakaran.
Oleh: Axl tarigan/Astri Sitanggang /Monica sagala/Rafael Panjaitan
Artikel ini adalah publikasi tugas UAS MKWU Pekerja Sosial Internasional dengan Dosen Pengampu Fajar Utama Ritonga S.Sos., M.Kesos