Artikel ini dibuat untuk mendalami betapa pentingnya membangun karakter diera pancasila dalam arus sejarah?
Pentingnya Membangun Karakter di Era Pancasila dalam Arus Sejarah
Di tengah arus globalisasi yang membawa perubahan cepat dalam berbagai aspek kehidupan, pembangunan karakter menjadi sebuah keniscayaan. Dalam konteks bangsa Indonesia, pembangunan karakter memiliki makna yang lebih dalam karena bertumpu pada nilai-nilai Pancasila. Sebagai dasar negara dan ideologi bangsa, Pancasila bukan hanya menjadi pedoman bernegara, tetapi juga fondasi dalam pembentukan watak dan kepribadian warga negara.
Pancasila lahir dari pergulatan panjang sejarah bangsa Indonesia yang menginginkan sebuah dasar negara yang mampu mengakomodasi keragaman budaya, agama, dan suku bangsa. Ditetapkan secara resmi pada 1 Juni 1945 oleh Soekarno, Pancasila mengandung lima sila yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial.
Selama masa orde lama, orde baru, hingga era reformasi dan pasca-reformasi, implementasi Pancasila mengalami pasang surut. Di masa orde baru, Pancasila menjadi alat kontrol politik yang kerap disalahgunakan. Namun kini, dalam era demokrasi dan keterbukaan informasi, nilai-nilai Pancasila kembali relevan sebagai penyeimbang dan pemersatu bangsa yang tengah menghadapi tantangan global.
Mengapa Pembangunan Karakter Penting?
Pembangunan karakter adalah proses panjang membentuk sikap, nilai, dan perilaku yang mencerminkan integritas, tanggung jawab, toleransi, serta semangat kebangsaan. Karakter yang kuat akan menciptakan masyarakat yang tangguh, jujur, dan memiliki etika dalam kehidupan sosial maupun profesional.
Tantangan yang dihadapi generasi saat ini sangat kompleks: dekadensi moral, budaya instan, polarisasi politik, hingga ancaman disintegrasi bangsa. Dalam situasi ini, karakter menjadi benteng yang menjaga integritas pribadi dan nasional. Nilai-nilai Pancasila memberikan arah dalam membentuk karakter warga negara yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia.
Membangun Karakter di Era Digital
Di era digital, pembangunan karakter menjadi semakin krusial. Arus informasi yang cepat dan tanpa batas dapat menjadi bumerang jika tidak disaring dengan nilai moral yang kuat. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus diperkuat sejak usia dini—baik melalui pendidikan formal, keluarga, maupun masyarakat.
Sekolah, misalnya, bukan hanya menjadi tempat transfer ilmu, tetapi juga wahana pembentukan nilai-nilai luhur. Guru dan orang tua memegang peranan penting dalam menanamkan keteladanan. Media sosial pun harus dimanfaatkan untuk menyebarkan nilai-nilai positif, bukan kebencian dan disinformasi.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan Pancasila harus menjadi bagian integral dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menekankan pentingnya mengembalikan pendidikan Pancasila sebagai pelajaran wajib di sekolah-sekolah. Melalui pendidikan Pancasila, diharapkan generasi muda tidak hanya memahami, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari .
Kesimpulan
Membangun karakter bangsa di era Pancasila dalam arus sejarah adalah upaya strategis untuk menjaga keutuhan bangsa dan menciptakan generasi muda yang berintegritas, berakhlak mulia, dan berjiwa nasionalis. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa memberikan arah dalam membentuk karakter warga negara yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki nilai moral yang kuat. Melalui pendidikan Pancasila yang efektif, diharapkan generasi muda Indonesia dapat menghadapi tantangan zaman dengan bijak dan tetap berpegang pada nilai-nilai luhur bangsa.
SC : Teknokrat, Disway.