Teknologi AI sudah banyak berkembang dan beredar dalam dunia sekitar kita. Tidak hanya dalam social media, dunia kreatif digital, design dan lainnya, dunia AI pun telah merambah masuk ke dalam faktor yang lebih besar dan kompleks terutama dalam dunia bisnis.
Semenjak boomingnya AI besutan dari perusahaan OpenAI yaitu Chat GPT, dunia seketika mengalami revolusioner besar dan terasa melangkah jauh lebih maju, jauh dari software dan aplikasi-aplikasi AI sebelum Open AI.
Perkembangan AI yang telah melangkah dan berkembang jauh ini tentunya bisa membawa angin segar bagi kemajuan dunia AI di Indonesia terutama penggunaan AI dalam lini industri bisnis baik dalam industri perbankan, fast moving consumer goods (FMCG) , retail, logistik transport dan lainya bahkan sampai level usaha kecil menengah (UMKM)
Dalam hal ini, Terralogiq ingin memaparkan bagaimana Outlook, trend dan potensi masa depan 2025 dalam penerapan teknologi AI bagi dalam sektor bisnis.
Euforia dalam teknologi AI di Indonesia
Meledaknya teknologi AI besutan Sam Altman dari perusahaan Open AI tentunya melahirkan platform dan teknologi AI baru yang juga ikut bermain di pasar.
Meledaknya teknologi tersebut tentunya melahirkan banyak sekali peluang untuk dimaksimalkan terutama untuk pengembangan, efisiensi, efektifitas dan analisis kompleks dalam dunia bisnis.
Mengutip dari sumber Bisnis Tekno, Perusahaan teknologi ternama IBM memaparkan alasan mengapa teknologi AI di Indonesia membawa prospek yang cerah di Indonesia pada tahun 2025 mendatang.
Presiden Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih mengatakan bahwa, teknologi AI sudah menjadi kebutuhan dasar dan bukan lagi sekedar euforia atau hype belaka saja.
Beberapa petinggi perusahaan di Indonesia melakukan survey yang dimana para karyawan sudah harus mengadopsi AI dalam pekerjaan mereka.
Tantangan yang dihadapi
Dengan gemerlapnya AI yang semakin berkembang dan masif, tentunya tidak lepas dari tantangan yang dihadapi untuk mempersiapkan sumber daya dan pengimplementasian AI tersebut.
Mengutip dari Infobanks terkait pernyataan Executive Vice President of Enterprise IT Architecture, Data Management and Service Quality Group Bank BCA, Lily Wongso, ada beberapa tantangan yang setidaknya dihadapi dalam penerapan teknologi AI di Indonesia yang diantaranya adalah; Sumber Daya Manusia (SDM), standarisasi data, regulasi AI dan penyelarasan bisnis.
Pernyataan dari Executive Vice President of Enterprise IT Architecture Bank BCA menjadi sebuah bukti juga bahwa walaupun teknologi AI memiliki prospek dan outlook yang luar biasa pada tahun 2025, tetap memiliki tantangan yang harus dihadapi.
Sumber daya manusia
Sumber daya manusia menjadi salah satu faktor terpenting dalam komponen penggerak AI yang dimana, teknologi AI sendiri tidak bisa bergerak tanpa adanya faktor manusia baik dalam segi maintenance, security, pengoprasian AI dan masih banyak lagi. Jika segi sumber daya tidak memadai maka akan menjadi ketimpangan untuk teknologi AI itu berjalan
Perlunya standarisasi data
Lily Wongso juga mengatakan bahwa standarisasi data untuk penerapan AI juga menjadi hal yang krusial harus dihadapi yang tentunya bertujuan untuk mengurangi bias pada saat AI memproses data.
Lily Wongso menyimpulkan data transaksi sangat beragam dan perlu distandarisasi sebelum diproses oleh AI agar data tersebut bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya
Regulasi AI
Lily Wongso juga menyampaikan bahwa regulatory dan compliance juga salah satu aspek yang penting. Dalam hal ini, implementasi kebijakan teknologi AI diharapkan tidak hanya untuk menerapkan soal governance dan juga privasi, tetapi juga aspek fairness dan transparansi
Studi kasus penerapan AI di Indonesia
Walaupun perkembangan teknologi dan outlook AI di Indonesia mengalami sejumlah tantangan, hal tersebut tidak menjadi halangan yang signifikan bagi pengimplementasiannya.
Terdapat beberapa studi kasus yang tentunya menarik untuk kita lihat bagaimana implementasi AI di beberapa industri yang juga bisa menjadi bukti bahwa outlook AI di Indonesia berpotensi cerah
Berikut beberapa studi kasus dikutip dari ITG.id penerapan AI di tiga industri di Indonesia
AI di sektor keuangan
Sektor keuangan menjadi sektor yang paling terdepan mengimplementasikan teknologi AI yang dimana mereka sudah menyadari bahwa peranan teknologi AI sudah sangat penting untuk menganalisis model risiko dan mendeteksi penipuan.
Dengan algoritma pembelajaran mesin, mereka bisa menganalisis transaksi secara realtime dan mengidentifikasi aktivitas mencurigakan lebih cepat dibanding cara tradisional
AI di sektor retail
Mengkombinasikan teknologi AI dalam sektor retail bisa menciptakan kesinambungan yang harmonis dimana industri retail tentunya harus lebih bisa menyerap dan mengadaptasi teknologi tersebut untuk memantau manajemen inventaris aset dan memaksimalkan pengalaman pelanggan dengan bantuan AI seperti memantau kepuasan pelanggan dan peningkatan penjualan.
AI di sektor infrastruktur
Industri infrastruktur tentunya dapat meningkat lebih pesat jika mengadopsi teknologi AI dalam proses produksi dan pengoprasiannya. AI tentunya dpat membantu mengurangi downtime mesin dan tingkatkan efisiensi operasional yang tentu juga berperan penting untuk tetap kompetitif di pasar industri manufaktur
Penutup
Outlook perkembangan teknologi AI dan penerapannya di Indonesia pada tahun 2025 mendatang tentunya sangat menjanjikan bagi banyak sektor industri.
Walau dalam penerapannya masih perlu regulasi dan pemberdayaan sumber daya manusia yang memadai, bukan berarti itu menjadi suatu halangan yang besar dan sulit untuk dilewati.
Dengan pengembangan sumber daya yang tepat dan regulasi yang pas, outlook penerapan AI 2025 di Indonesia tentu akan tercapai dan teroptimalisasi dengan lancar.