Tujuan penulis menulis artikel ini agar pembaca dapat memahami pentingnya pendidikan Pancasila sebagai ideologi negara dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter bangsa. Dalam konteks Indonesia, Pancasila menjadi dasar ideologi negara dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya tidak hanya menekankan pada aspek kognitif, tetapi juga membentuk sikap, nilai, dan moralitas siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam proses ini, komunikasi memiliki peran yang sangat penting sebagai jembatan untuk menyampaikan, menanamkan, dan menumbuhkan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda.
Tangerang Selatan, 3 Mei 2025
Pancasila sebagai Landasan Karakter Bangsa, Pancasila terdiri dari lima sila yang mengandung nilai-nilai luhur seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Nilai-nilai ini sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menjadi fondasi kuat untuk membentuk pribadi yang berkarakter, berintegritas, serta memiliki kesadaran sosial dan nasionalisme.
Namun, nilai-nilai Pancasila tidak akan bermakna jika hanya menjadi hafalan. Nilai-nilai tersebut harus diinternalisasi melalui proses pendidikan yang efektif, menyeluruh, dan berkelanjutan. Di sinilah peran komunikasi menjadi sangat krusial.
Peran Komunikasi dalam Pendidikan Berbasis Pancasila
Komunikasi dalam dunia pendidikan bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi alat untuk membentuk sikap dan nilai. Beberapa peran penting komunikasi dalam pendidikan berbasis Pancasila antara lain:
1. Media Penyampaian Nilai
Guru dan tenaga pendidik menggunakan komunikasi untuk menyampaikan nilai-nilai Pancasila melalui ceramah, diskusi, cerita, studi kasus, dan pendekatan dialogis. Cara penyampaian yang komunikatif akan lebih mudah diterima dan diresapi oleh peserta didik.
2. Pembentukan Empati dan Toleransi
Komunikasi yang bersifat terbuka dan empatik mendorong siswa untuk saling menghargai perbedaan. Ini sejalan dengan sila kedua dan ketiga Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab serta persatuan Indonesia.
3. Mendorong Partisipasi Aktif
Dalam proses belajar, komunikasi dua arah memungkinkan siswa untuk aktif bertanya, berpendapat, dan berdiskusi. Hal ini mencerminkan prinsip demokrasi (sila keempat) yang mengedepankan musyawarah dan partisipasi semua pihak.
4. Mengatasi Konflik dan Menumbuhkan Kesadaran Sosial
Komunikasi yang baik membantu penyelesaian konflik di lingkungan sekolah secara damai dan adil. Ini mendorong siswa memahami pentingnya keadilan sosial (sila kelima), sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang peduli terhadap sesama.
Implementasi Praktis di Lingkungan Sekolah
Agar nilai-nilai Pancasila dapat diinternalisasi secara efektif, komunikasi di sekolah harus melibatkan berbagai pihak: guru, siswa, kepala sekolah, bahkan orang tua. Beberapa langkah implementatif yang bisa dilakukan antara lain:
· Mengadakan kegiatan diskusi atau debat bertema kebangsaan.
· Menggunakan media sosial sekolah untuk menyebarkan pesan moral dan nilai Pancasila.
· Menyisipkan nilai-nilai Pancasila dalam semua mata pelajaran, bukan hanya PPKn.
· Memberikan ruang kepada siswa untuk menyampaikan ide dan pendapat secara terbuka.
Pendidikan dan Pancasila adalah dua elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam membentuk generasi muda yang berkarakter. Dalam proses tersebut, komunikasi menjadi jembatan utama untuk menanamkan nilai, membentuk empati, dan menumbuhkan kesadaran berbangsa. Melalui komunikasi yang efektif, nilai-nilai luhur Pancasila dapat hidup dalam keseharian siswa dan menjadikan mereka generasi yang cerdas, tangguh, dan bermoral.
Oleh
Devi Charlota
Mahasiswa Universitas Pamulang
Fakultas Ilmu Komunikasi