Kinerja keuangan perusahaan beton pracetak nasional pada awal 2025 menjadi sorotan, khususnya PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) dan PT Waskita Beton Precast Tbk (Waskita Beton). Berikut adalah tinjauan pendapatan kedua emiten tersebut pada triwulan I 2025.
WIKA Beton (WTON): Pendapatan Rp871,59 Miliar
WIKA Beton membukukan pendapatan sebesar Rp871,59 miliar hingga akhir Maret 2025. Kinerja ini didukung oleh kontribusi besar dari proyek-proyek infrastruktur, baik milik pemerintah maupun swasta. Sektor infrastruktur menyumbang hampir separuh dari total kontrak baru, diikuti sektor industri, listrik, dan properti. Sektor swasta nasional juga memberikan kontribusi signifikan, yakni 44,63% dari total pendapatan perusahaan.
Namun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan WIKA Beton tercatat turun dari Rp1,1 triliun pada kuartal I 2024, atau melemah sekitar 20,8%. Penurunan ini turut berdampak pada laba bersih yang turun tajam menjadi Rp1,58 miliar dari sebelumnya Rp6,05 miliar, atau anjlok 73,8% secara tahunan.
Waskita Beton Precast (WSBP): Pendapatan Sekitar Rp394,71 Miliar
Sementara itu, Waskita Beton Precast pada kuartal I 2025 membukukan pendapatan usaha sekitar Rp394,71 miliar. Meski lebih kecil dari WIKA Beton, Waskita Beton mencatat margin kotor yang cukup baik dan tetap aktif menggarap proyek strategis nasional, seperti jalan tol dan LRT. Namun, secara nominal, pendapatan Waskita Beton masih jauh di bawah WIKA Beton.
Dari sisi pendapatan, WIKA Beton masih unggul jauh dibandingkan Waskita Beton Precast di kuartal I 2025, meski keduanya menghadapi tekanan penurunan laba dan tantangan pasar konstruksi nasional. WIKA Beton tetap menjadi pemimpin pasar dari sisi skala pendapatan dan diversifikasi proyek, sementara Waskita Beton masih harus mengejar ketertinggalan dari sisi volume bisnis.
Dengan demikian, meski industri beton pracetak nasional tengah menghadapi tantangan, WIKA Beton tetap memimpin dari sisi pendapatan pada awal 2025.