Sabtu, 12 April 2025 — Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia (PTBMMKI) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional 2025 secara daring dengan mengusung tema “STRIVE: Swift Treatment and Rescue in Vital Emergencies.” Seminar ini merupakan bagian dari program kerja unggulan Bidang Pendidikan dan Pelatihan PTBMMKI yang bertujuan untuk memperkuat kesiapsiagaan serta meningkatkan kapasitas teknis seluruh anggota Tim Bantuan Medis (TBM) di Indonesia dalam menghadapi situasi kegawatdaruratan medis yang nyata, mendesak, dan berisiko tinggi.
Acara dibuka secara resmi dengan pelaksanaan rangkaian seremoni, yakni menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Mars PTBMMKI, serta pembacaan doa. Sesi sambutan turut dihadiri oleh jajaran pengurus nasional PTBMMKI, antara lain Ketua Pelaksana, I Made Lingga Tresnadinata; Staf Ahli Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Petrus Kanisius Samuel Jala Manggala, yang mewakili Kepala Staf Bidang; Wakil Ketua Umum Internal PTBMMKI, Elviony Vioriny, yang mewakili Ketua Umum; serta Dewan Pengawas Organisasi PTBMMKI, Najib Widya Priyangga. Kehadiran para jajaran pengurus ini menegaskan bahwa peningkatan kemampuan penanganan gawat darurat menjadi prioritas organisasi dalam menjawab tantangan kesehatan yang dinamis dan kompleks di masyarakat.
Seminar menghadirkan dua narasumber nasional yang telah diakui keahliannya di bidang emergensi. Sesi pertama dibawakan oleh dr. Bobi Prabowo, Sp.Em, KEC, M.Biomed., FICEP, selaku Ketua Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia, yang menyampaikan materi dengan judul “Primary Management on Traffic Accident”. Dalam paparannya, dr. Bobi mengulas langkah-langkah sistematis dalam penanganan kecelakaan lalu lintas, mulai dari prinsip-prinsip golden hour, pendekatan ABCDE, hingga tata laksana trauma berat dan pengelolaan sirkulasi serta perdarahan masif. Ia juga menekankan pentingnya sistem rujukan terintegrasi dan koordinasi trauma center nasional sebagai fondasi utama dalam sistem emergensi terpadu.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Dr. dr. Tri Maharani, M.Si, Sp.Em, FICEP, seorang pakar emergensi dan toksikologi ular berbisa yang dikenal luas di tingkat nasional. Materi berjudul “Envenomation: Primary Management in Daily Life” yang ia bawakan menyoroti berbagai aspek kegawatdaruratan akibat gigitan ular berbisa dan paparan racun hewan lainnya. Paparan mencakup klasifikasi ular berbisa di Indonesia dan Asia Tenggara, gejala sistemik dan lokal, serta prinsip penanganan awal seperti imobilisasi, pemberian antivenom yang tepat, dan edukasi masyarakat. Dr. Tri juga menyoroti tantangan distribusi antivenom di daerah rawan serta urgensi dukungan kebijakan yang berpihak pada respon cepat terhadap kasus envenomasi di fasilitas layanan primer.
Seluruh sesi berlangsung interaktif dengan antusiasme tinggi dari para peserta yang berasal dari berbagai institusi TBM anggota PTBMMKI di seluruh Indonesia. Diskusi yang terjadi tidak hanya membahas teori, tetapi juga menyentuh problematika lapangan dan upaya solutif yang kontekstual, menjadikan seminar ini sebagai ruang pembelajaran dan pertukaran pengalaman yang kaya.
Dengan terselenggaranya Seminar Nasional PTBMMKI 2025 ini, diharapkan para peserta memperoleh bekal pengetahuan dan keterampilan aplikatif dalam merespons situasi kedaruratan secara cepat, tepat, dan profesional. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi bukti nyata dari komitmen PTBMMKI dalam membangun sumber daya relawan medis mahasiswa yang mampu berkontribusi aktif dalam sistem penanggulangan kegawatdaruratan nasional.