Majannang, 9 Mei 2025 – Pemuda Dusun Taipa kembali mendesak pemerintah Desa Majannang untuk memberikan tanggapan tegas terkait pemberitaan yang mereka terbitkan beberapa hari lalu.
Berita tersebut menyoroti dugaan kurangnya transparansi dalam pengelolaan anggaran desa, terutama terkait pengangkatan adik kandung kepala desa sebagai bendahara desa, yang dinilai berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.Selain itu, pemuda juga mempertanyakan alasan di balik tidak terlaksananya Festival Ramadan di Dusun Taipa. Mereka merasa kecewa karena festival yang seharusnya berlangsung pada bulan Maret justru dibatalkan dengan alasan bahwa masa jabatan kepala desa akan berakhir pada bulan April. Menurut mereka, alasan tersebut tidak masuk akal, mengingat pada bulan Maret kepala desa masih menjabat secara sah.
“Seharusnya kepala desa tetap menjalankan tugasnya sampai masa jabatan benar-benar selesai. Festival Ramadan itu di bulan 3, sedangkan masa jabatan baru berakhir di bulan 4. Jadi, kenapa tiba-tiba ada alasan seperti itu?” ujar salah satu perwakilan pemuda Dusun Taipa.
Tidak hanya itu, pemuda juga menyoroti persoalan anggaran kepemudaan dan keamanan yang kini terkatung-katung. Mereka menyayangkan pernyataan kepala desa yang mengatakan bahwa ia tidak lagi mau mengurusnya dan menyerahkan sepenuhnya kepada Pelaksana Tugas (PLT) yang akan menggantikannya nanti.
“Selama masih menjabat, kepala desa tetap memiliki tanggung jawab terhadap anggaran dan program yang sudah direncanakan. Jangan sampai ada kesan lepas tangan hanya karena masa jabatan akan segera berakhir,” tambah salah seorang pemuda lainnya.
Hingga saat ini, pihak pemerintah Desa Majannang belum memberikan klarifikasi resmi terkait desakan pemuda Dusun Taipa. Masyarakat berharap pemerintah desa segera menjawab pertanyaan-pertanyaan ini agar tidak terjadi ketidakpercayaan yang semakin meluas.
Pemuda Dusun Taipa menegaskan bahwa mereka akan terus mengawal isu ini dan meminta kejelasan dari pemerintah desa mengenai transparansi anggaran, penyelenggaraan kegiatan desa, serta hak-hak pemuda yang selama ini mereka perjuangkan.
TAMBAHAN DARI PEMUDA
Wiji Thukul pernah mengatakan
Apabila usul ditolak tanpa ditimbangSuara dibungkam kritik dilarang tanpa alasanD ituduh subversif dan mengganggu keamanan Maka hanya ada satu kata: lawan lawan dan lawan ✊🏻
Penulis: S A K T I