Pancasila Sebagai Penangkal Radikalisme dan Tantangan Global
Di era globalisasi dan digitalisasi yang serba cepat ini, bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti masuknya paham radikalisme, intoleransi, serta pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Dalam situasi seperti ini, Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional kembali relevan untuk memperkuat jati diri bangsa. Pancasila bukan hanya warisan sejarah, melainkan juga pedoman hidup yang adaptif dan dinamis.
1). Pancasila dan Ancaman Radikalisme
Radikalisme adalah paham atau gerakan yang menginginkan perubahan besar dengan cara-cara ekstrem, bahkan kekerasan. Paham ini bertentangan dengan sila kedua dan ketiga Pancasila, yaitu “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” dan “Persatuan Indonesia”. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), radikalisme kerap menyasar generasi muda melalui media sosial dan kelompok-kelompok tertutup.
Pancasila menekankan pentingnya toleransi, musyawarah, dan penghargaan terhadap keberagaman. Oleh karena itu, penguatan pendidikan Pancasila di sekolah dan masyarakat sangat penting untuk membentuk karakter bangsa yang moderat dan cinta damai.
2). Peran Pancasila dalam Era Globalisasi
Globalisasi membawa berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, globalisasi memudahkan pertukaran informasi dan meningkatkan kerja sama internasional. Namun di sisi lain, terjadi pergeseran nilai dan gaya hidup yang dapat mengikis budaya lokal serta solidaritas sosial.
Pancasila berperan sebagai filter budaya global. Sila keempat dan kelima, yaitu “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan…” dan “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, menjadi pedoman agar pembangunan tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tapi merata dan berkeadilan.
3).Pancasila di Kalangan Generasi Muda
Masa depan bangsa terletak di tangan generasi muda. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, diskusi kebangsaan, hingga gerakan digital positif, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang menjaga nilai-nilai luhur bangsa di tengah arus global.
Menurut survei LSI tahun 2022, lebih dari 60% anak muda merasa bahwa nilai Pancasila masih relevan, tetapi sebagian besar belum memahami atau mengamalkannya secara nyata. Ini menunjukkan pentingnya pendekatan baru dalam pendidikan Pancasila yang lebih interaktif dan sesuai dengan zaman.
Pancasila adalah fondasi yang kokoh dalam menjaga keutuhan dan jati diri bangsa Indonesia. Di tengah berbagai tantangan global dan ideologi transnasional yang mengancam, Pancasila tetap relevan sebagai panduan hidup berbangsa dan bernegara. Penguatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilainya merupakan tanggung jawab kita bersama, terutama dalam membentuk generasi penerus yang berkarakter dan cinta tanah air.
Referensi:
1). BNPT. (2021). Strategi Pencegahan Radikalisme di Kalangan Pemuda.
2). Lembaga Survei Indonesia. (2022). Persepsi Generasi Muda terhadap Pancasila.
3). Kaelan. (2013). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
4). UUD 1945, Pembukaan dan Batang Tubuh.