Tujuan penulis membuat artikel adalah untuk memahami membangun komunikasi yang beretika di era digital dan sosial dari sudut pandang berdasarkan nilai – nilai dari pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki nilai-nilai yang relevan dalam ilmu komunikasi. Setiap sila mengandung prinsip yang dapat diterapkan dalam praktik komunikasi agar tetap etis, santun, dan bertanggung jawab. Di era digital saat ini, komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini publik, menyebarkan informasi, serta membangun hubungan sosial yang sangat erat.
Tangerang Selatan, 30 April 2025
Peran Ilmu Komunikasi dalam Mengaktualisasikan Pancasila
Ilmu komunikasi berperan penting dalam menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila melalui media massa, media sosial, dan komunikasi interpersonal. Para komunikator atau pengguna baik itu jurnalis, humas, maupun konten kreator, memiliki peran strategis dalam membentuk opini yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa. Pendidikan komunikasi juga harus menanamkan pemahaman akan Pancasila sebagai landasan etika profesi. Mahasiswa dan praktisi komunikasi dituntut untuk mampu menjadi agen perubahan yang membawa semangat kebangsaan dan kemanusiaan.
Berikut nilai-nila Pancasila yang dapat di terapkan dalam etika komunikasi
Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa): Mendorong komunikasi yang jujur dan bermoral.
Sila 2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab): Menekankan pentingnya menghargai martabat manusia dan menghindari ujaran kebencian.
Sila 3 (Persatuan Indonesia): Komunikasi harus memperkuat rasa persatuan dan nasionalisme.
Sila 4 (Kerakyatan Permusyawaratan/Perwakilan): Mendorong dialog terbuka dan demokratis.
Sila 5 (Keadilan Sosial Indonesia): Komunikasi harus adil dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
Setiap sila dalam Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter komunikasi yang ideal. Ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan bahwa komunikasi harus dilandasi nilai spiritual dan moral, menjauhkan diri dari kebohongan dan fitnah. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menuntut penghormatan terhadap hak dan martabat manusia, serta mendorong komunikasi yang empatik dan bebas dari kekerasan verbal. Persatuan Indonesia menekankan bahwa komunikasi harus menjadi alat pemersatu, bukan pemecah belah. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mengajarkan pentingnya komunikasi demokratis yang membuka ruang dialog dan musyawarah. Sementara Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menekankan pentingnya akses informasi yang adil dan pemerataan komunikasi tanpa diskriminasi.
Ilmu komunikasi berperan dalam menyebarkan nilai-nilai Pancasila melalui media dan pendidikan. Dengan menggabungkan keduanya, komunikasi di Indonesia dapat menjadi alat pemersatu yang membangun masyarakat yang lebih beretika dan beradab.
Pancasila dan ilmu komunikasi bukan dua hal yang terpisah, melainkan saling melengkapi. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam praktik komunikasi, masyarakat Indonesia dapat membangun budaya komunikasi yang sehat, inklusif, dan beradab. Hal ini menjadi fondasi penting dalam menjaga keutuhan bangsa di tengah tantangan globalisasi dan arus informasi yang begitu deras. Pancasila membimbing ilmu komunikasi agar beretika, inklusif, dan membangun keutuhan bangsa. Komunikator Indonesia wajib menjadikan nilai Pancasila sebagai panduan praktik komunikasi.
Secara keseluruhan, Pancasila dan ilmu komunikasi adalah dua elemen yang saling menguatkan. Pancasila memberi arah dan batasan moral, sementara ilmu komunikasi menyediakan cara dan teknik untuk menyampaikan nilai-nilai tersebut secara efektif. Kolaborasi keduanya menjadi kunci untuk menciptakan tatanan masyarakat Indonesia yang harmonis, cerdas, dan berkarakter di tengah tantangan global yang semakin kompleks.