Pendahuluan
Sejak dirumuskan pada 1 Juni 1945 dan disahkan pada 18 Agustus 1945, Pancasila telah menjadi dasar dan ideologi bangsa Indonesia. Lima sila dalam Pancasila tidak hanya menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tetapi juga membentuk pola komunikasi masyarakat Indonesia.
Namun, di era digital, tantangan baru muncul. Informasi menyebar dengan cepat, tetapi tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hoaks, ujaran kebencian, dan polarisasi sosial semakin marak di media sosial. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Bagaimana kita bisa menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam komunikasi digital agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa?
1. Sejarah Pancasila dan Peranannya dalam Bangsa
Pancasila lahir dari perdebatan panjang para pendiri bangsa. Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 1 Juni 1945 menyampaikan konsep Pancasila yang kemudian mengalami penyempurnaan hingga akhirnya disahkan pada 18 Agustus 1945.
Lima sila dalam Pancasila menjadi pedoman utama dalam kehidupan bernegara:
1. Ketuhanan yang Maha Esa → Menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan toleransi antar umat beragama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab → Menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan dalam interaksi sosial.
3. Persatuan Indonesia → Menjaga keutuhan bangsa dari berbagai ancaman, termasuk perpecahan akibat informasi yang salah.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan → Mengutamakan musyawarah dan demokrasi dalam komunikasi publik.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia → Menjaga keseimbangan dalam berbagi informasi agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial.
Dahulu, nilai-nilai ini disebarluaskan melalui pendidikan formal dan media cetak. Namun, dengan hadirnya internet, komunikasi masyarakat berubah secara drastis.
2. Komunikasi sebagai Sarana Penyebaran Nilai Pancasila
Di era digital, komunikasi tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Media sosial seperti Facebook, Instagram, X (Twitter), dan TikTok menjadi sarana utama dalam menyebarkan informasi. Namun, apakah media sosial telah mencerminkan nilai-nilai Pancasila?
A. Positif: Media Sosial sebagai Alat Penyebaran Nilai Pancasila
Beberapa contoh positif komunikasi berbasis Pancasila di media sosial:
1. Kampanye toleransi antar umat beragama, seperti #IndonesiaBersatu.
2. Gerakan literasi digital untuk menangkal hoaks.
3. Menghormati Perbedaan , seperti tidak menyerang pendapat orang lain dalam diskusi online
B. Negatif: Tantangan Komunikasi Digital yang Bertentangan dengan Pancasila
Namun, tidak sedikit fenomena yang justru bertentangan dengan nilai Pancasila, seperti:
1. Hoaks dan disinformasi, yang bisa memecah belah bangsa.
2. Ujaran kebencian dan perundungan siber, yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
3. Radikalisme digital, yang berpotensi merusak persatuan bangsa.
Menurut laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), lebih dari 800.000 berita hoaks terdeteksi sejak 2018 hingga 2023. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan komunikasi digital semakin besar, dan penerapan Pancasila dalam dunia digital menjadi semakin penting.
3. Tantangan dan Peluang di Era Digital
Meskipun komunikasi digital menghadapi tantangan besar, ada beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan untuk menguatkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
A. Tantangan
1. Kurangnya literasi digital → Banyak masyarakat yang belum bisa membedakan informasi yang benar dan salah.
2. Anonimitas di internet → Banyak akun anonim yang menyebarkan kebencian tanpa rasa tanggung jawab.
3. Polarisasi politik → Media sosial sering kali memperkuat perbedaan, bukan persatuan.
B. Peluang
1. Kampanye edukasi digital berbasis Pancasila
• Pemerintah telah meluncurkan program Gerakan Nasional Literasi Digital untuk meningkatkan kesadaran akan komunikasi yang sehat di dunia maya.
2. Peran influencer dan tokoh publik
• Selebriti dan tokoh masyarakat dapat menjadi contoh dalam menyebarkan nilai-nilai positif.
3. Teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi hoaks
• AI dapat digunakan untuk mendeteksi dan menghapus konten berbahaya sebelum tersebar luas.
Sebagai warga negara yang baik, kita perlu aktif berkontribusi dalam menciptakan komunikasi yang sehat dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Kesimpulan dan Ajakan
Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi juga pedoman dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam cara kita berkomunikasi. Di era digital, tantangan semakin besar, tetapi kita memiliki peluang untuk menjadikan media sosial sebagai alat yang memperkuat persatuan bangsa.
A. Sebelum membagikan informasi, verifikasi kebenarannya.
B. Hindari ujaran kebencian dan komentar negatif.
C. Gunakan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan positif dan inspiratif.
Sebagai generasi digital, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa komunikasi kita tetap berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Jika kita bisa menerapkan Pancasila dalam komunikasi, maka Indonesia akan semakin kuat, bersatu, dan maju di era digital ini.