Desa Mojokembang, 20 Januari 2025 – Salah satu produk unggulan dari Desa Mojokembang ada pada sektor pertanian, pada sektor pertanian mempunyai peran penting pada kehidupan masyarakat desa dikarenakan sektor pertanian dan perkebunan adalah sumber mata pencaharian utama Desa Mojokembang. Saat proses padi diselep untuk menjadi beras, Proses penggilingan ini memisahkan gabah (kulit padi) dari beras, dan sebagian beras yang pecah atau hancur selama penggilingan akan menjadi beras menir. Biasanya, beras menir terdiri dari butir-butir beras yang lebih kecil dan lebih halus, dan sering kali berasal dari beras yang tidak utuh atau yang rusak selama proses pengolahan.
Sebuah inovasi baru di bidang industri pangan dan kecantikan hadir dalam wajah yang baru. Sebuah inovasi baru untuk memanfaatkan limbah beras (menir) berhasil mengembangkan metode pelaksanaan pengolahan beras menjadi sabun mandi yang ramah lingkungan dan kaya manfaat. Produk sabun mandi ini tidak hanya menawarkan manfaat kecantikan, tetapi juga berpotensi memberikan nilai tambah ekonomis yang tinggi bagi petani beras di Desa Mojokembang. Inovasi baru dari pengolahan limbah beras menir adalah mengolahnya menjadi sabun mandi “Berasiya Soap” yang bernilai ekonomi tinggi.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, perusahaan menerapkan beberapa metode pelaksanaan sebelum melanjutkan program kerja. Pihak Sub-Kelompok 1 KKN R15 yang diketuai oleh Rafael Putra Dinata serta di dampingi oleh Dosen Pendamping Lapangan yaitu Bapak Zida Wahyuddin S.Pd., M.Si telah melakukan observasi sasaran mitra dan melakukan riset atas masalah dan kebutuhan yang dihadapi oleh petani beras di Desa Mojokembang. Selain itu, Tim Sub-Kelompok 1 KKN R15 juga memastikan ketersediaan bahan baku yang stabil, yakni beras yang tidak terpakai atau limbah sisa beras yang patah atau beras kualitas rendah dari petani lokal.
“ Hal ini merupakan inovasi baru bagi masyarakat Desa Mojokembang dikarenakan cara pengolahan limbah beras atau berkualitas rendah tidak langsung dibuang begitu saja, tetapi masih dapat dimanfaatkan menjadi sabun mandi “Berasiya Soap” yang mempunyai nilai ekonomis” Ungkap Ibu Mila selaku Kepala Desa Mojokembang. Bahkan ia juga mengaku bahwa limbah beras (menir) memiliki nilai jual yang tinggi dan nilai saing di lingkungan Gapoktan atau bisa dikenal dengan Gabungan Kelompok Tani.
Proyek inovasi ini direncanakan untuk diselesaikan dalam waktu dua belas hari, dengan pembagian waktu yang terperinci. Pada hari kedua hingga ketiga akan fokus pada pengembangan dan pengujian formula sabun dari beras. Pada hari keempat hingga ke sembilan hingga keempat, proyek akan memasuki tahap produksi massal, sementara bulan kelima akan digunakan untuk pengemasan dan distribusi produk pertama. Bulan terakhir, yakni bulan keenam, adalah untuk evaluasi hasil dan perencanaan perluasan pasar. Tim manajemen proyek memastikan bahwa setiap tahapan dijalankan sesuai jadwal agar produk dapat segera dipasarkan ke konsumen.
Tim Sub-Kelompok 1 R15 menggunakan metode produksi yang minim limbah dan berfokus pada pengolahan beras yang tidak terpakai agar dapat memberikan nilai tambah. Dengan pendekatan teknologi fermentasi yang inovatif, pembuatan sabun dilakukan dengan cara yang lebih ramah lingkungan, mengurangi dampak negatif terhadap alam.
“Melalui metode pelaksanaan yang terencana ini, Tim Sub-Kelompok 1 R15 tidak hanya berfokus pada inovasi produk, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan dan dampak sosial bagi para petani beras” Ujar Bapak Syafi’i selaku Gapoktan di Desa Mojokembang.