Mojokerto, 13 Januari 2025 – Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Aisyah, yang tengah melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bakalan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, melakukan inovasi mesin pemarut sebagai solusi untuk meningkatkan kapasitas produksi jamu UMKM Bapak Saidi.
UMKM jamu tradisional milik Bapak Saidi yang berlokasi di Desa Bakalan cukup dikenal di kalangan masyarakat sekitar karena kualitas jamu yang dihasilkannya. Jamu yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti jahe, kunyit, dan temulawak ini dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, dalam proses produksinya, terdapat tantangan, terutama terkait pengolahan rempah-rempah. Pemarutan rempah-rempah yang masih dilakukan secara manual dengan alat parut memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar, yang tentunya menghambat efisiensi produksi dan membatasi jumlah jamu yang dapat dihasilkan setiap hari.
Untuk mengatasi masalah ini, Sub Kelompok-3 dari mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya memperkenalkan solusi berupa mesin pemarut rempah berbahan stainless steel. Penggunaan stainless steel memiliki berbagai keuntungan, seperti daya tahan yang lebih lama, mudah dibersihkan, dan tidak mudah terkontaminasi bahan kimia yang dapat mempengaruhi kualitas jamu. Mesin ini dirancang untuk mempercepat proses produksi, meningkatkan efisiensi waktu, dan menghasilkan pemarutan yang lebih halus dan seragam, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas jamu yang dihasilkan.
Dengan adanya mesin pemarut ini, diharapkan Bapak Saidi dapat meningkatkan kapasitas produksi jamu tradisionalnya dan mengurangi ketergantungan pada cara manual yang memakan waktu. Mesin ini tidak hanya membuat proses pengolahan rempah menjadi lebih cepat dan mudah, tetapi juga membuka peluang bagi UMKM untuk berkembang lebih pesat dengan kemampuan produksi yang lebih besar dan efisien.