Kebijakan serta pembangunan sektor pertanian harus difokuskan pada peningkatan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah program Brigade Pangan, yang mengintegrasikan berbagai elemen penting seperti pemberdayaan petani, pemanfaatan teknologi, serta sinergi lintas sektor. Program ini bukan hanya sekadar bantuan sesaat, melainkan investasi jangka panjang dalam membangun ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, keberhasilan Brigade Pangan sangat bergantung pada kebijakan yang berkelanjutan, termasuk akses terhadap modal, pelatihan, dan jaminan pasar bagi petani. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, Brigade Pangan dapat menjadi motor penggerak bagi pertanian yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Penguatan sistem distribusi pangan dan kemitraan antara petani serta industri pangan di perkotaan sangat krusial dalam membangun sektor pertanian yang berkelanjutan. Namun, semua upaya ini tidak akan berjalan efektif tanpa kelembagaan petani yang kuat dan pemberdayaan yang optimal. Koperasi dan kelompok tani berperan penting dalam meningkatkan daya tawar petani, menyediakan akses terhadap informasi serta teknologi, serta memperluas jaringan pemasaran. Di sisi lain, pemberdayaan petani melalui pelatihan, pendampingan, dan akses terhadap sumber daya akan meningkatkan kapasitas dan kemandirian mereka dalam menghadapi tantangan serta beradaptasi dengan perubahan. Jika langkah-langkah ini diterapkan secara konsisten, Indonesia dapat mengatasi ancaman ketahanan pangan dan membangun masa depan pertanian yang lebih kuat, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani serta memperkuat perekonomian nasional.
Keberhasilan Brigade Pangan tidak terlepas dari aksi sinergi yang terjalin kuat antar berbagai pihak. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, berperan krusial dalam menyediakan kerangka kebijakan, dukungan anggaran, dan infrastruktur yang memadai. Petani, sebagai pelaku utama, aktif terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan pemanfaatan hasil produksi. Akademisi dan lembaga penelitian menyumbangkan pengetahuan dan teknologi terkini, sementara sektor swasta berperan dalam penyediaan input pertanian, pengolahan hasil panen, dan akses pasar. Generasi muda pun dilibatkan, dengan memberikan wadah untuk berkontribusi dengan ide ide inovatif mereka. Koordinasi yang efektif terjalin melalui platform komunikasi yang terstruktur, pembagian tugas yang jelas, serta evaluasi dan umpan balik yang berkelanjutan. Kolaborasi konkret diwujudkan melalui pelatihan bersama, demonstrasi teknologi, dan pengembangan model bisnis kemitraan yang saling menguntungkan. Sinergi ini tidak hanya memperkuat rantai nilai pertanian, tetapi juga memastikan keberlanjutan program melalui kelembagaan yang kuat, insentif yang tepat, serta pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
Maka dari itu keadaan ini secara komprehensif menggambarkan pentingnya Brigade Pangan sebagai strategi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Ide tentang sinergi antara generasi muda, teknologi, dan kelembagaan petani merupakan langkah yang sangat relevan dalam menghadapi tantangan pertanian masa kini. Namun, perlu ada pendekatan yang lebih konkret dalam implementasi program ini. Misalnya, dalam aspek regenerasi petani, perlu dibuat program insentif yang lebih menarik bagi kaum muda, seperti skema kepemilikan lahan atau model bisnis pertanian berbasis digital yang lebih modern.
Selain itu, tantangan birokrasi dan akses permodalan masih menjadi kendala utama bagi petani. Pemerintah harus memastikan kebijakan yang diterapkan benar-benar dapat diakses oleh petani kecil tanpa prosedur yang berbelit-belit. Penguatan infrastruktur juga harus berorientasi pada keberlanjutan lingkungan agar tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.
Secara keseluruhan, Brigade Pangan merupakan langkah yang tepat, tetapi keberhasilannya sangat bergantung pada eksekusi di lapangan. Pemerintah, akademisi, dan sektor swasta harus bersinergi untuk memastikan program ini tidak hanya menjadi wacana, melainkan benar-benar membawa perubahan yang nyata bagi ketahanan pangan Indonesia.
Sebagai contoh yang telah berhasil dan sedang dijalankan oleh Pempov Kalsel yang mana itu dilansir dari bbpp.binung yaitu “Peran Brigade Pangan, Optimalkan Lahan Tidur dan Tingkatkan Swasembada di Kalimantan Selatan”. Kementerian Pertanian meluncurkan program Brigade Pangan di Kalimantan Selatan untuk memanfaatkan lahan tidur dan meningkatkan kapasitas petani. Program ini berfokus pada peningkatan kesejahteraan petani serta produktivitas sektor pertanian melalui optimalisasi sumber daya lokal. Di Kabupaten Barito Kuala, telah terbentuk 65 Brigade Pangan dari target 91 brigade, yang ditargetkan mampu mengelola lahan seluas 200 hektare dalam dua bulan mendatang.
Pemerintah tentunya perlu mengadopsi pendekatan secara menyeluruh untuk mengatasi akar permasalahan secara mendalam. Pertama, penguatan kelembagaan petani tidak hanya sebatas pembentukan koperasi atau kelompok tani, tetapi juga mencakup peningkatan kapasitas manajemen, akses informasi pasar, dan kemampuan negosiasi. Bimbingan teknis dan pelatihan harus dirancang sesuai dengan kebutuhan spesifik petani, dengan fokus pada pengembangan keterampilan kewirausahaan dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Kedua, pembangunan infrastruktur harus mempertimbangkan konektivitas antar wilayah, efisiensi distribusi, dan keberlanjutan lingkungan. Jalan yang dibangun tidak hanya memudahkan akses transportasi, tetapi juga mengurangi biaya logistik dan mempercepat distribusi hasil panen. Sistem irigasi modern dan fasilitas penyimpanan yang memadai akan mengurangi kerugian pasca panen dan meningkatkan kualitas produk. Ketiga, akses teknologi dan modal harus diintegrasikan dengan program pendampingan yang berkelanjutan. Petani perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengadopsi teknologi modern, seperti pertanian presisi dan sistem informasi pertanian. Skema pinjaman modal dengan bunga rendah harus dirancang dengan mekanisme yang transparan dan mudah diakses oleh petani kecil. Keempat, regenerasi petani membutuhkan insentif yang menarik bagi generasi muda, seperti skema kepemilikan lahan, program magang di bidang pertanian modern, dan dukungan untuk pengembangan usaha pertanian berbasis teknologi. Terakhir, penguatan hubungan antara daerah perkotaan dan pedesaan memerlukan sistem distribusi pangan yang efisien dan adil, serta kemitraan yang saling menguntungkan antara petani dan pelaku industri pangan. Pemerintah perlu memfasilitasi dialog dan kerjasama antara kedua belah pihak untuk menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan dengan sisitem yang baik.
Dengan implementasi strategi-strategi tersebut secara konsisten dan terintegrasi, Brigade Pangan dan program pertanian lainnya memiliki potensi besar untuk mengubah wajah pertanian Indonesia. Namun, keberhasilan ini tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif petani, dukungan sektor swasta, dan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat. Pertanian yang kuat dan berkelanjutan adalah fondasi bagi ketahanan pangan nasional, kesejahteraan petani, dan kemajuan ekonomi bangsa. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama membangun masa depan pertanian Indonesia yang lebih cerah dan berdaya saing.
Penulis : Qori Hafiza yang dikutip dari berbagai referensi.