Meniti Cahaya Ilmu Perjuangan Suami Istri dalam Menggapai Gelar Doktor
Meniti Cahaya Ilmu Perjuangan Suami Istri dalam Menggapai Gelar Doktor – Menempuh pendidikan doktor bukanlah perjalanan yang mudah, apalagi jika dijalani oleh sepasang suami istri secara bersamaan. Namun, bagi kami, ini bukan sekadar mengejar gelar akademik tertinggi, melainkan sebuah perjalanan penuh makna yang mengajarkan arti ketekunan, kebersamaan, dan perjuangan tanpa henti. Kami memulai perjalanan ini dengan satu tekad: bahwa pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan. Meskipun banyak tantangan yang menghadang, dari segi ekonomi, waktu, hingga tekanan akademik, kami saling menguatkan. Kami yakin sekali akan doa dan usaha yang kuat insyaalloh akan ada hasil yang terbaik. Karena didalam Alquran jelas mengabarkan Bahwa :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat..
Surah Al-Mujadilah (58:11)
Dan Hadis Riwayat Muslim :
Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.
Di dalam Al-Qur’an dan Hadis dengan jelas mengajarkan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban yang tidak terbatas oleh usia atau keadaan. Bagi mereka yang sedang menempuh pendidikan tinggi, termasuk kami yang menjalani studi doktoral ini , dan insyaalloh akan berkelanjutan nantinya buat Ananda kami Khansa Hayfa Ainda Mubarak, Kayyisa Ajwa Ainda Mubarak, dan Khalif Pangeran Ainda Mubarak dan Insyalloh perjuangan ini tidak hanya bernilai akademik tetapi juga ibadah yang diberkahi oleh Allah SWT.
Rutinitas kami penuh dengan dinamika dan drama selama menempuh perjuangan doctoral ini. Pagi hari, kami bekerja; siang hingga sore sibuk dengan penelitian dan perkuliahan; malamnya, masih harus menyelesaikan tugas dan membaca jurnal ilmiah.mengurus anak-anak kami yang masih sekolah dasar (SD) yang Dimana semua kebutuhan mereka kami penuhi baik waktu maupun kegiatan- kegiatan yang ada disekolah karena kami tidak menggunakan jasa pembantu dirumah,bagi kami apa pun kagiatan yang kami lakoni, kasih sayang anak-anak adalah utama buat keluarga ini jadi Kamilah yang memiliki peran yang sangat ekstra dikala semua pekerjaan rumah dan kampus harus diselesaikan, di wkatu bersamaan. Kadang kala, kelelahan membuat kami ingin menyerah, tetapi kami selalu mengingat alasan mengapa kami memulai perjalanan ini. Dan itu sudah kami diskusikan cukup alot Ketika niat ingin melangkah ke jenjang doctor ini. (2 Tahun Sebelum mendaftar Kuliah)
Di tengah kesibukan akademik, ada satu hal yang terus menguatkan langkah kami: doa dan harapan dari anak serta keluarga. Saat kami berjuang dengan buku dan penelitian, anak-anak kami dengan polosnya berkata, Umi dan Abi bisa jadi doktor! Kami bangga! Ucapan sederhana itu seperti bahan bakar yang memberi energi baru untuk terus melangkah tahap demi tahap. Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Ujian datang silih berganti. Kadang kami harus memilih antara menghadiri seminar penting atau menemani anak yang sedang sakit. Terkadang, biaya kuliah harus diutamakan dibandingkan kebutuhan lain. Ada pula momen di mana kami sama-sama merasa putus asa, merasa tidak cukup baik, dan ingin menyerah. Di saat seperti itulah kami kembali menguatkan satu sama lain. Kami belajar bahwa setiap kesulitan pasti ada jalannya, bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Kami percaya bahwa ilmu bukan hanya tentang pencapaian akademik, tetapi juga tentang bagaimana membangun ketahanan diri, kesabaran, dan keyakinan.
Kini, setelah bertahun-tahun berjuang, garis akhir sudah di depan mata. Perjalanan ini mengajarkan kami bahwa meraih impian tidak harus dilakukan sendiri. Ketika ada cinta, tekad, dan kerja keras, segala rintangan bisa dilalui bersama. Kami berharap, ketika akhirnya gelar doktor yang sudah melekat ini, bukan hanya kami yang bahagia, tetapi juga anak-anak kami, keluarga, dan semua orang yang telah mendoakan serta mendukung perjalanan ini.
Bagi pasangan lain yang sedang berjuang di dunia akademik, percayalah bahwa kebersamaan adalah kekuatan. Bersama, kita bisa melangkah lebih jauh.
Oleh :
Dr. Husni Mubarak, ST.,M.Sc, CST.,IPP
&
Dr. Meilda Wiguna, SE.M.Sc.,Ak.CA