Pembukaan Training Raya HMI Cabang Cirebon (LK 2, LKK, dan SC) menjadi momentum strategis dalam memperkuat proses kaderisasi yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan kebangsaan. Mengangkat tema “Mewujudkan Generasi HMI yang Aktif dan Berakhlakul Karimah,” kegiatan ini menegaskan kembali komitmen Himpunan Mahasiswa Islam dalam mencetak kader-kader berkualitas yang tidak hanya tangguh secara intelektual, tetapi juga luhur dalam akhlak dan konsisten dalam perjuangan. Training Raya adalah ruang sakral bagi regenerasi nilai dan semangat.
Kunci pertama dari pembentukan generasi HMI yang ideal adalah iman. Iman adalah pondasi dari seluruh gerak dan pemikiran seorang kader. Tanpa iman, perjuangan kehilangan arah; tanpa iman, ilmu bisa disalahgunakan; tanpa iman, amal menjadi hampa makna. Dalam konteks kaderisasi, penguatan ruhaniyah kader sangat penting untuk melahirkan pribadi yang taat, sabar, jujur, dan konsisten. Iman yang kuat akan menjadi penuntun dalam mengarungi dinamika organisasi dan kehidupan sosial.
Di samping iman, ilmu adalah pilar utama dalam pembentukan kader. Sebagai organisasi kader, HMI menjunjung tinggi prinsip keilmuan. Proses pelatihan seperti LK 2, LKK, dan SC dirancang untuk memperluas wawasan, melatih analisis kritis, serta mengasah kemampuan berpikir sistematis. Kader yang berilmu akan mampu membaca zaman, mengelola perubahan, dan menyumbangkan solusi berbasis nilai. Ilmu menjadi cahaya yang menerangi jalan kader dalam membela umat dan bangsa.
Namun ilmu tanpa amal adalah sia-sia. Dalam Islam, ilmu seharusnya diamalkan, dan dalam HMI, ilmu harus diturunkan dalam bentuk kerja nyata. Kader yang aktif tidak berhenti pada pemikiran, tetapi turun langsung ke tengah-tengah masyarakat, menyatu dengan problematika rakyat, dan hadir sebagai solusi. Training Raya ini harus menjadi titik awal bagi kader untuk tidak hanya berpikir besar, tetapi juga bertindak nyata dengan nilai-nilai Islam sebagai kompas moralnya.
Seluruh rangkaian iman, ilmu, dan amal tersebut harus dijiwai oleh tauhid. Tauhid menegaskan bahwa seluruh aktivitas kader HMI harus bermuara kepada keikhlasan kepada Allah SWT. Tauhid menumbuhkan integritas, karena kader menyadari bahwa dirinya bertanggung jawab bukan hanya kepada manusia, tetapi kepada Tuhan. Dalam tauhid, kader bebas dari penyembahan terhadap kekuasaan, popularitas, dan kepentingan duniawi. HMI harus terus menanamkan tauhid sebagai ruh dalam setiap gerak perjuangannya.
Mengacu pada Surat Al-Baqarah ayat 30, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi,” ayat ini menegaskan bahwa setiap insan diciptakan dengan tanggung jawab besar: menjadi khalifah—pemimpin dan penjaga bumi. Kader HMI adalah bagian dari generasi khalifah tersebut. Training Raya bukan hanya mendidik pemimpin organisasi, tapi khalifah sejati yang mampu menjaga moralitas, keadilan, dan keberlangsungan kehidupan. Kader dituntut untuk menyadari perannya dalam membawa rahmat bagi semesta alam.
Aktif dan berakhlakul karimah bukanlah dua hal yang terpisah, tetapi satu kesatuan. Aktivitas yang tidak berlandaskan akhlak hanya akan menghasilkan kekacauan. Sebaliknya, akhlak tanpa keaktifan akan menjadi pasifisme yang tidak membawa perubahan. Generasi HMI harus mampu menggabungkan keduanya—berani bersuara, bergerak, dan memimpin, namun tetap menjunjung tinggi kejujuran, kesantunan, dan keadilan dalam setiap langkahnya. Inilah esensi tema besar yang diangkat dalam Training Raya kali ini.
Penting juga diingat bahwa kader HMI adalah harapan umat dan bangsa. Indonesia sedang menghadapi tantangan besar: krisis moral, ketimpangan sosial, dan disorientasi generasi muda. HMI dengan sejarah panjangnya, harus kembali mengambil peran sentral. Training Raya menjadi ruang untuk memperkuat kembali peran strategis ini, bukan hanya dalam tataran kampus dan organisasi, tetapi dalam ranah sosial, politik, dan kemanusiaan secara lebih luas.
Oleh karena itu, Training Raya Cabang Cirebon tidak boleh dipandang sebagai kegiatan biasa. Ia adalah proses penciptaan kembali kader dengan kesadaran baru: bahwa dirinya adalah representasi nilai Islam dalam praktik kehidupan modern. Iman, ilmu, amal, tauhid, dan amanah khalifah harus menjadi nafas dalam setiap pengaderan. Melalui semangat ini, kita berharap akan lahir generasi HMI yang mampu menjawab tantangan zaman dan tetap setia pada nilai-nilai luhur perjuangan.
Dengan harapan dan tekad yang tinggi, mari kita jadikan Training Raya ini sebagai titik balik perjuangan HMI yang lebih bernilai, lebih bermakna, dan lebih berdampak. Generasi yang aktif dan berakhlakul karimah bukan sekadar impian, tetapi keniscayaan—selama kita istiqamah dalam nilai dan komitmen. Selamat berproses, para kader. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing langkah kita dalam menunaikan amanah sebagai khalifah di muka bumi.
Muhammad Adil Febrian (HMI CABANG JAKARTA RAYA)
Siti Hamidah (HMI CABANG INDRAMAYU)
Rifki Maulana B (HMI CABANG CIREBON)