Di era modern ini yang penuh tantangan, kemampuan untuk mengelola keuangan menjadi salah satu keterampilan penting dalam hidup. Sayangnya, pendidikan ekonomi sering kali hanya diperkenalkan di sekolah menengah atau bahkan di pendidikan tinggi. Faktanya, kebutuhan untuk memperkenalkan pendidikan ekonomi pada usia dini, terutama di sekolah dasar, akan menjadi tonggak penting dalam menciptakan generasi yang cerdas secara ekonomi sejak usia muda.
Memulai pendidikan ekonomi pada usia dini penting karena mempersiapkan anak dengan pengetahuan dasar seperti kemampuan berpikir secara ekonomi, membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta mengambil keputusan keuangan yang tepat. Anak-anak pada usia sekolah dasar berada pada tahap perkembangan kognitif yang siap untuk memahami ide-ide sederhana seperti uang, mata uang, dan jual beli. Dengan pembelajaran yang sesuai usia, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan hidup di masa depan.
Pentingnya menggabungkan subjek ekonomi fundamental pada usia dini adalah bahwa ini membantu anak-anak menjadi sadar secara finansial. Mereka mulai menyadari bahwa uang tidak diberikan secara cuma-cuma tetapi harus diperoleh melalui usaha. Anak-anak juga belajar untuk menghargai uang, menghabiskannya dengan bijak, dan mengembangkan kemampuan menabung. Misalnya, melalui pembelajaran sederhana seperti menyisihkan uang saku secara teratur atau mencatat pengeluaran harian, anak-anak diajarkan untuk bertanggung jawab atas keuangan pribadi mereka.
Diwartakan sebelumnya, pelajaran ekonomi dasar mampu memberikan dampak terhadap pembentukan karakter. Misalnya, anak yang terdisiplin dalam menyimpan uang dan merencanakan pengelolaannya sejak dini, sejalan dengan studi Yara & Aris (2017), anak tersebut bisa dipastikan akan menjadi seorang yang bertanggung jawab di masa mendatang. Selain itu, disiplin mengatur keuangan sejak usia dini membuat mereka lebih bersimpati kepada bidang ekonomi yang digeluti oleh orang lain, seperti yang dilakukan oleh seorang petani, pedagang, atau buruh. Mengajarkan anak sedari usia dini pengelolaan ekonomi secara tepat dan bertanggung jawab, akan membangun kepedulian untuk tidak menyia-nyiakan sumber daya, mengingat sumber daya tidak tersedia dalam jumlah yang selamanya berlimpah.
Observasi anekdot dan studi kasus lanjut pun sudah sesuai dikemukakan di awal berkaitan dengan pengelolaan dan perencanaan. Di fase awal, pelajaran siklus ini lebih mengedepankan pengajaran tentang penyusunan prioritas kebutuhan, mental merencanakan pengeluaran, dan mengerti untuk menyimpan uang keperluan yang menurut mereka penting di masa mendatang. Membiasakan seseorang seperti ini berarti memberikan ketekunan yang akan disyukuri ketika dewasa. Mereka selanjutnya sudah siap untuk menghadapi tantangan finansial dengan pandangan yang jauh lebih terarah dan berpengalaman.
Kajian ekonomi pada tingkat Sekolah Dasar tidak harus diajarkan secara teoritis saja, tetapi juga dapat diterapkan dalam bentuk praktis yang mudah dimengerti dan menyenangkan. Berikut adalah beberapa bentuk cacatan implementasi yang bersifat inovatif dan aplikatif untuk setiap lapisan kategori kelas:
- Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengajar siswa menggunakan alat peraga adalah melalui mini market di kelas. Dalam kegiatan ini, siswa dapat berperan sebagai penjual, pembeli, dan kasir menggunakan alat peraga berupa alat tulis atau snack mungil. Guru memberikan uang mainan untuk bertransaksi dan anak didik mulai belajar pada penghitungan, pemberian kembalian dan pencatatan. Kegiatan ini bisa dilakukan seminggu sekali selama dua minggu dalam rangkaian tema ekonomi supaya memperkuat pemahaman mengenai praktek jual beli.
- Simulasi dan permainan peran juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga yang lebih sederhana yaitu dengan kartu produk dan uang mainan untuk mengajarkan siswa konsep dasar ekonomi. Dalam kelas, siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang. Secara bergantian setiap siswa diberi kesempatan untuk berperan sebagai penjual dan pembeli. Dengan kegiatan ini, mereka diberikan kesempatan untuk telah mengalami proses perekonomian yang ada pada kehidupan sehari-hari. Pembelajaran simulasi perlu dilakukan satu dua kali dalam sebulan agar pemahaman mereka diperkuat.
- Kegiatan di dalam kelas tentu saja tidak boleh menjadi satu-satunya pilihan. Pembelajaran berbasis lingkungan di luar sekolah juga sangat penting untuk dapat generalisasi. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan dengan siswa adalah mengobservasi kegiatan ekonomi, seperti antropologi, disparitas, atau bahkan sebuah partisipasi pengamat di pasar untuk mendalami bagaimana tawar-menawar dan distribusi barang yang sering mereka sebut pasar rakyat. Siswa dapat diajak ke koperasi sekolah untuk dicontohkan dengan peserta didik di dalamnya, atau dengan anak didik lain yang sudah berusaha menjadi pedagang ataupun orang tua siswa. Kegiatan ini saya sarankan alangkah baiknya setahun sekali untuk pembelajaran tematik dalam satu semester.
Dengan rangkaian kegiatan tersebut, pendidikan ekonomi menjadi lebih kontekstual, menarik, dan bermakna bagi siswa. Mereka tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mengalami dan mempraktikkannya langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan berbagai pendekatan, pendidikan ekonomi sudah pasti menjadi sebuah pelajaran yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga menyenangkan dan aplikatif. Anak-anak akan tumbuh dan mendidik kesadaran finansial yang kuat, mampu mengambil keputusan ekonomi yang tepat, serta memiliki kepedulian yang lebih luas terhadap lingkungan dan masyarakat yang berada di sekelilingnya.
Sebagai contoh, pengajaran ekonomi harus sudah diterapkan pada anak sejak di bangku Sekolah Dasar. Mendidik anak sejak dini untuk memahami konsep ekonomi tidak hanya akan menciptakan generasi yang pandai dalam perencanaan keuangan, mengelola uang, tetapi juga menciptakan karakter yang bijak, disiplin dan bertanggung jawab. Dalam kondisi ini, kita tidak bisa mengharapkan generasi cerdas finansial ini langsung hadir, Hal tersebut sebelumnya harus disiapkan dengan mendidik mereka sejak dini.