Malang, 3 Maret 2025. Sering kali kita menemukan kata ASEAN di setiap lini kehidupan kita sekarang terutama karena kata tersebut telah menjadi instrumen penting dalam aspek ekonomi. ASEAN merupakan singkatan dari Association of Southeast Asian Nations, sebuah organisasi regional yang didirikan pada tahun 1967. Tujuan didirikannya organisasi ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mendorong kerja sama di bidang ekonomi, politik, keamanan, sosial, dan budaya di kawasan Asia Tenggara. ASEAN diharapkan dapat menciptakan stabilitas dan kemakmuran bersama bagi negara-negara anggotanya. Hingga saat ini, ASEAN telah memiliki 11 negara sebagai anggota, yaitu Timor Leste, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Dalam upaya menciptakan stabilitas ekonomi, lahirlah gagasan untuk menerapkan mata uang tunggal ASEAN. Wacana ini telah lama diperbincangkan sejak tahun 2023, yang kemudian disambut ramai oleh berbagai kalangan masyarakat.
Bagaimana konsep mata uang tunggal ASEAN? Mata uang tunggal ASEAN ini akan menjadi satu mata uang internasional yang diperdagangkan untuk menyederhanakan transaksi lintas negara ASEAN. Jadi setiap negara anggota akan menggunakan mata uang tunggal ini dalam segala transaksi, tidak lagi menggunakan mata uang negara masing-masing. Awalnya, mata uang tunggal ASEAN akan difokuskan untuk transaksi antar anggota ASEAN guna memperkuat ekonomi regional. Tetapi, dalam jangka panjang, tentunya mata uang ini berpotensi digunakan dalam transaksi internasional, terutama mitra dagang utama ASEAN.
Gagasan ini mengikuti konsep yang sudah ada yakni mata uang tunggal Eropa atau biasa dikenal sebagai Euro (€). Euro telah resmi digunakan oleh 20 negara anggota Uni Eropa yang tergabung dalam Zona Euro. Euro pertama kali diperkenalkan secara non-fisik pada 1 Januari 1999 dan mulai digunakan secara fisik dalam bentuk uang kertas dan koin pada tanggal 1 Januari 2002. Berada dalam pengawasan dan pengelolaan Bank Sentral Eropa (European Bank Central), Euro kini menjadi mata uang kedua yang paling banyak diperdagangkan setelah Dolar AS.
Melihat bagaimana kesuksesan Euro menjadi mata uang tunggal, tentunya ada banyak peluang dengan adanya mata uang tunggal ASEAN, yaitu:
- Pengurangan biaya transaksi valuta asing. Ketika menukarkan mata uang dengan mata uang asing, tentunya tidak sebesar ketika menggunakan mata uang masing-masing negara, terutama negara dengan mata uang yang tergolong murah.
- Mengurangi fluktuasi nilai tukar yang sering mengacau perdagangan. Dengan adanya satu mata yang yang digunakan oleh seluruh anggora ASEAN, pelaku usaha tidak lagi harus menghadapi risiko perubahan nilai tukar yang dapat memengaruhi harga produk, biaya impor dan ekspor, serta keuntungan usaha.
- Memperkuat hubungan ekonomi antar-anggota ASEAN. Penerapan mata uang tunggal ini akan memberikan kemudahan dalam melakukan perdagangan dan investasi lintas batas tanpa perlu memikirkan risiko nilai tukar. Mata uang ini juga dapat memberikan kebijakan ekonomi yang lebih erat, sehingga menciptakan solidaritas antar anggota ASEAN dalam mencapai tujuan bersama.
- Memiliki keunggulan kompetitif dengan adanya hubungan ekonomi di pasar internasional. Hal ini dapat ditandai dengan adanya kepercayaan investor global, yang mana akan memberikan keefektivan dalam negosiasi dan bermitra.
Tetapi, tidak pernah kita lupa bahwa setiap kebijakan memiliki pro dan kontra. Banyak orang yang menanggapi gagasan ini dengan pemikiran visioner tentang masa depan perekonomian ASEAN. Perlu dipertimbangan risiko apa saja yang menjadi tantangan yang harus dihadapi ketika konsep mata uang tunggal ASEAN ini benar-benar direalisasikan. Sedangkan saat ini ASEAN sedang fokus dengan kerja sama berupa meningkatkan perdagangan bebas melalui AFTA. Bagaimana jika adanya kebijakan baru ini justru mempengaruhi kebijakan lama yang masih berusaha ditingkatkan?
Oleh karena itu, keberhasilan mata uang tunggal ASEAN ini masih belum terlihat jelas hilalnya, sebab keseluruhannya dipertimbangkan sesuai dengan kondisi negara masing-masing. Negara-negara dengan konflik ekonomi terbesar terutama tingkat kejahatan berupa korupsi, tentu dapat menganggu jalannya aktivitas ekonomi apalagi gagasan dengan visi misi jangka panjang.
Sekaligus, karakteristik untuk menjadi sebuah kesatuan belum terdapat sepenuhnya di negara-negara ASEAN. Fakta ketimpangan ekonomi yang luar biasa jauh, akan terlihat mustahil merealisasikan mata uang tunggal ASEAN. Sebab negara mana yang pasti sudah akan menjadi dominan? Ada banyak pertimbangan lain yang justru dapat menghancurkan negara tersebut. Bagaimana jika terjadi krisis di salah satu negara?
To be continue.