Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) R-12 Bendunganjati berhasil melaksanakan pelatihan pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi di Dusun Karangsari, Desa Bendunganjati, Mojokerto, Jawa Timur pada tanggal 19 Januari 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan masyarakat sekitar, dengan tujuan untuk memberikan edukasi tentang pengelolaan limbah yang sering dibuang sembarangan dan dapat mencemari lingkungan. Dalam pelatihan tersebut, mahasiswa menjelaskan langkah-langkah pembuatan lilin aromaterapi, mulai dari penyaringan minyak jelantah hingga pencetakan lilin dengan tambahan pewangi alami.
Proses pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah dimulai dengan:
1. Tahap penyaringan untuk menghilangkan kotoran atau mengurangi bau tidak sedap dan membuat minyak lebih jernih. Minyak jelantah disaring menggunakan kain saring, yang sebelumnya direndam arang aktif selama 24 jam.
2. Setelah itu, minyak yang telah disaring dicampurkan dengan staeric acid atau penggumpal lilin dalam perbandingan tertentu agar lilin dapat mengeras dengan baik dan memiliki daya bakar yang stabil. Campuran ini kemudian dipanaskan dengan api kecil hingga meleleh secara merata.
3. Selanjutnya, ditambahkan minyak esensial seperti lavender, kayu manis untuk memberikan aroma yang menenangkan dan meningkatkan manfaat aromaterapi. Pewarna alami atau sintetis juga dapat ditambahkan untuk memberikan variasi tampilan pada lilin.
4. Setelah semua bahan tercampur sempurna, cairan lilin dituangkan ke dalam cetakan dengan sumbu yang telah diposisikan di tengah.
5. Proses pendinginan dilakukan hingga lilin mengeras sepenuhnya, biasanya dalam waktu beberapa jam.
Kandungan utama dalam lilin ini meliputi minyak jelantah yang telah disaring sebagai bahan dasar, stearic acid sebagai pengikat dan pengeras, serta minyak esensial yang berfungsi sebagai sumber aroma alami. Kombinasi bahan-bahan ini menghasilkan lilin aromaterapi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki manfaat relaksasi.
Peserta pelatihan sangat antusias dan merasa kegiatan ini memberikan manfaat besar bagi mereka. Salah satu peserta, Ibu Asniyah, “mengungkapkan rasa syukurnya atas pelatihan ini karena mendapatkan ilmu baru dan sangat bermanfaat bagi ibu-ibu desa Bendunganjati”. Ketua KKN Sub Kelompok 2 R-12 Bendunganjati, Hani Alviana Putri, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah untuk menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara bijak. Ia berharap agar masyarakat dapat lebih peduli terhadap lingkungan serta pengelolaan limbah dan memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi produk bernilai ekonomi. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan peserta tentang pengolahan limbah, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi mereka. Dengan keterampilan baru ini, diharapkan para peserta dapat menciptakan produk lilin aromaterapi yang tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga dapat dijual untuk menambah penghasilan keluarga. Pelatihan ini merupakan contoh nyata dari upaya pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan inovasi, serta menjadi langkah awal menuju keberlanjutan lingkungan di desa Bendunganjati.