Mahasiswa adalah representasi intelektual muda yang memiliki tanggung jawab moral terhadap masyarakat. Kita tidak bisa hanya berdiam diri melihat ketimpangan sosial, ketidakadilan, dan berbagai persoalan bangsa tanpa memberikan kontribusi nyata,” ujar Syadad dalam sebuah diskusi publik yang digelar di Pangandaran.
Lebih lanjut, Syadad menegaskan bahwa kampus harus menjadi ruang bagi mahasiswa untuk mengasah nalar kritis dan kepedulian sosial. Ia mengajak seluruh mahasiswa untuk tidak terjebak dalam pragmatisme akademik semata, tetapi juga aktif dalam gerakan sosial, advokasi kebijakan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Kita harus melampaui sekadar mencari nilai di kelas. Mahasiswa harus turun ke lapangan, mendengarkan aspirasi rakyat, dan memperjuangkan keadilan. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai kaum intelektual,” tambahnya.
Pernyataan Syadad Nabil Mudzafar ini mendapat respons positif dari berbagai kalangan mahasiswa yang hadir. Banyak di antara mereka yang terinspirasi untuk lebih aktif dalam gerakan sosial dan advokasi kebijakan publik
Sebagai aktivis mahasiswa, Syadad berharap agar mahasiswa di seluruh Indonesia terus menjaga idealisme dan tidak mudah terjebak dalam kepentingan pragmatis. Menurutnya, perubahan sosial hanya akan terjadi jika kaum muda berani bergerak dan bersikap kritis terhadap realitas yang ada.
“Mahasiswa adalah harapan bangsa. Jika kita diam, maka siapa lagi yang akan bersuara?” pungkasnya.