Negeri Rutong terletak di Pantai selatan jazirah Leitimur, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, berbatasan dengan negeri Hutumuri di sebelah timur dan negeri Leahari di sebelah Barat.
Rutong, bukan hanya menawarkan keindahan alam yang memukau seperti pantai berpasir putih dan bukit penuh hutan sagu, tetapi juga kekayaan budaya yang membuatnya menjadi magnet wisata. Tak ketinggalan, kuliner khas berbahan dasar sagu menambah daya tarik desa ini. Tapi di balik pesonanya, ada tantangan besar: bagaimana mengelola keuangan desa untuk memaksimalkan potensi tersebut demi kemajuan masyarakatnya.
Untuk menjawab tantangan ini, tim peneliti dari P3M Politeknik Negeri Ambon (Polnam), melakukan penelitian mendalam tentang kualitas laporan keuangan Negeri Rutong. Penelitian ini, yang dilaksanakan pada tahun 2024 sebagai bagian dari program Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Polnam, fokus menganalisis laporan realisasi APBDes Rutong periode 2019–2023. Dengan pendekatan evaluatif, penelitian ini menilai kualitas laporan keuangan berdasarkan empat aspek utama: relevansi, keandalan, kemampuan untuk dibandingkan, dan kemudahan pemahaman.
Hasil penelitian dipresentasikan di Kampus Politeknik Negeri Ambon pada Rabu (15/01/2025). Presentasi tim peneliti memberikan gambaran menarik. Laporan keuangan Negeri Rutong dinilai relevan karena mampu memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Dari segi keandalan, data yang disajikan cukup akurat, sehingga bisa diandalkan sebagai dasar pengelolaan. Konsistensi format laporan antar tahun juga menjadi nilai tambah, mempermudah analisis tren dari waktu ke waktu. Meski begitu, ada catatan penting: perlu upaya strategis untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) agar potensi desa dapat dikelola secara lebih optimal dan desa memiliki sumber keuangan sendiri selain dari dana transfer.
Selain itu, penelitian ini juga menyoroti pentingnya efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran. Alokasi dana yang tepat sasaran, terutama untuk bidang pembangunan dan kesehatan, adalah kunci agar manfaat yang dirasakan masyarakat bisa lebih maksimal. “Ini bukan hanya soal membuat laporan yang rapi, tapi memastikan setiap rupiah yang dibelanjakan benar-benar memberikan dampak besar bagi masyarakat,” Barus Umarella, salah satu anggota tim peneliti
Lanjut Barus, ”Peningkatan literasi keuangan desa bagi masyarakat merupakan salah satu pilar utama keberlanjutan pembangunan desa”. Dengan literasi keuangan yang lebih baik, Negeri Rutong diharapkan tidak hanya mampu memanfaatkan potensi alam dan budayanya secara optimal, tetapi juga menjadi contoh desa yang mandiri dan berkelanjutan, sehingga dapat menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh warganya.