Kominfo Kaji Optimalkan 5G untuk Tingkatkan Konektivitas Daerah Tertinggal Terdepan dan Rerluar (3T)
Kominfo Kaji Optimalkan 5G untuk Tingkatkan Konektivitas Daerah Tertinggal Terdepan dan Rerluar (3T) – Pemerintah terus melakukan pemerataan pembangunan akses internet di seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Guna mempercepat pemerataan infrastruktur dan konektivitas digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah mengembangkan kajian Next Generation Broadband Connectivity (NGBC) untuk meningkatkan meaningful connectivity.
Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Teknologi Mochamad Hadiyana menyatakan kajian ini akan menjadi acuan dalam perencanaan dan pengembangan infrastruktur digital yang lebih baik dan lebih efisien.
“Khususnya untuk daerah 3T agar mendapatkan akses internet yang memadai,” tegasnya dalam Pembukaan Diskusi Kelompok Terpumpun Peningkatan Penggunaan Teknologi Broadband: Skema Pemanfaatan Teknologi 5G di Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Sejalan dengan Visi Indonesia Digital 2045, tolok ukur kualitas layanan penyelenggaraan infrastruktur digital, mencakup mobile broadband coverage per population, jumlah Gigabit City, dan rata rata kecepatan unduh mobile broadband.
SAM Hadiyana menilai keberadaan keberadaan kebijakan dan regulasi pengembangan infrastruktur dan layanan broadband akan menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi.
“Salah satu aspek penting dari transformasi ekonomi adalah transformasi digital. Untuk mewujudkan transformasi digital tersebut, pemanfaatan teknologi-teknologi baru menjadi sangat krusial,” jelasnya.
Pemanfaatan teknologi terkini, seperti Artificial Intelligence, Internet of Things, Big Data Analytics, Blockchain, Virtual Reality, dan Augmented Reality akan menjadi kunci dalam mendorong kemajuan bangsa.
“Teknologi-teknologi tersebut hanya bisa berjalan optimal jika tersedia infrastruktur dan konektivitas digital,” tegas SAM Kominfo Bidang Teknologi.
SAM Hadiyana mengungkap dalam Asta Cita yang merupakan visi Presiden Terpilih Prabowo Subianto, infrastruktur digital kembali ditegaskan sebagi salah satu pilar pembangunan nasional.
“Dalam Asta Cita ada komitmen untuk membangun infrastruktur digital secara merata di kabupaten dan kota di Indonesia. Terus komitmen untuk memperkuat konektivitas digital dan memastikan frekuensi publik dimanfaatkan sebagai akses informasi yang objektif dan kredibel,” jelasnya.
Forum diskusi melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti perguruan tinggi, pelaku usaha teknologi, operator telekomunikasi, industri pada sektor vertikal, pemerintah, serta wakil masyarakat pengguna layanan telekomunikasi.
Melalui FGD ini, SAM Teknologi Hadiyana mendapatkan rekomendasi konkret terkait pemanfaatan teknologi 5G untuk meningkatkan konektivitas di daerah 3T. Menurutnya, pemanfaatan teknologi 5G melalui 5G Fixed Wireless Access dan 5G Private Network berpeluang besar untuk meningkatkan meaningful connectivity.
“Syarat utamanya adalah ketersediaan frekuensi. Untuk itu Kementerian Kominfo diharapkan untuk dapat segera menetapkan pita-pita frekuensi untuk 5G,” tuturnya.