Surabaya- Berbagai macam metode belajar dilakukan di sekolah untuk membuat peserta didik mengalami pengalaman belajar yang menyenangkan dan berakhir dengan hasil belajar yang maksimal. Salah satunya adalah model pembelajaran kontekstual. Pada materi belajar IPS tema Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa, peserta didik diajak untuk belajar bagaimana perjuangan bangsa Indonesia khususnya para muda pada masa penjajahan.
Melalui peristiwa sejarah perjuangan kaum muda diharapkan tumbuh semangat nasionalisme dan menumbuhkan jati diri bangsa Indonesia yaitu berdaya juang. Pada kesempatan ini peserta didik diajak untuk lebih dalam melihat bagaimana proses perjuangan para muda melawan penjajah dalam peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
Berkaborasi dengan Dinas Perhubungan,menggunakan bis sekolah menghantar peserta didik mengunjungi Museum 10 November dan Monumen Tugu Pahlawan. Peserta didik didampingi guide mendapatkan banyak penjelasan tentang terjadinya peristiwa 10 November yang merupakan peristiwa terbesar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah maka hari tersebut diperingati sebagai hari Pahlawan Nasional.
Adalah kebanggaan tersendiri menjadi warga masyarakat Surabaya, pernah memiliki Pahlawan muda pemberani Bung Tomo yang dengan semangat berapi-api menyalakan gelora para muda dari berbagai wilayah di Nusantara untuk bersama-sama melawan penjajah.
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih, maka selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapapun juga. ”
Cuplikan pidato Bung Tomo ini menunjukkan betapa besar semangat juang yang dikobarkan. Sebagai generasi muda apakah semangat juang kita saat ini sudah setara dengan semangat juang mereka dahulu, tidakkah kita berdosa jika tidak meneladani semangat juang para pahlawan muda yang telah rela mengorbankan hidupnya untuk kemerdekaan kita?
Pembelajaran baik berdurasi kurang lebih 60 menit ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik.