Jalin Harmoni Sulsel Gagas Semangat Perdamaian di Car Free Day Makassar
Makassar, Sulawesi Selatan – Suasana Car Free Day (CFD) di Boulevard Makassar pada Minggu (17/11/2024) terasa berbeda dari biasanya. Selain masyarakat yang berolahraga dan menikmati ragam kuliner khas, kehadiran Jalin Harmoni Sulsel (Jaringan Lintas Iman Harmoni Sulawesi Selatan) menambah warna baru dalam perayaan Hari Toleransi Internasional.
Organisasi ini, yang terdiri dari pemuda berbagai lintas iman dan kepercayaan, menggelar sejumlah kegiatan menarik untuk merayakan momen tahunan yang jatuh setiap 16 November. Perayaan ini bertujuan memperkuat ruang perjumpaan lintas budaya, agama, dan kepercayaan di tengah keberagaman Kota Makassar.
Beragam atraksi budaya mewarnai acara, termasuk Tari Empat Etnis oleh PMII Sulsel, atraksi Barongsai dari PERMABUDHI Sulsel, serta musikalisasi puisi dan pertunjukan musik dari IJABI Makassar. Selain itu, pengunjung juga diajak untuk menandatangani petisi komitmen Pilkada damai 2024, yang menjadi bentuk nyata seruan persatuan di tengah keragaman.
Acara puncak diisi dengan doa lintas iman dari berbagai perwakilan agama: Islam, Konghucu, Buddha, Katolik, dan Kristen. Orasi perdamaian dari para tokoh pemuda pun menegaskan pentingnya menjaga harmoni, terutama menjelang Pilkada yang sering menjadi momen rentan terhadap isu SARA.
Masyarakat Makassar menyambut baik kegiatan ini. Salah seorang warga, Pak Oche, menyampaikan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengingatkan kita pentingnya menjaga perdamaian dan toleransi. Kota Makassar perlu terus merawat keharmonisan di tengah dinamika perbedaan, terutama menjelang Pilkada.”
Tim Barongsai dari PERMABUDHI Sulsel juga merasa bangga dapat berkontribusi dalam acara ini. “Barongsai sebagai tarian tradisional sangat relevan dengan keberagaman di Makassar. Kami bangga bisa menjadi bagian dari perayaan ini,” ujar mereka.
Koordinator acara, Gerald dari Pemuda Katolik Makassar, mengapresiasi dukungan berbagai pihak yang terlibat. “Kegiatan ini menjadi bukti bahwa perdamaian dan toleransi dapat diwujudkan bersama. Terima kasih kepada semua pihak, termasuk pemerintah dan organisasi pendukung, yang telah membantu suksesnya acara ini,” tuturnya.
Momentum ini menjadi pengingat bahwa keberagaman bukanlah hambatan, melainkan kekuatan untuk membangun harmoni. Sebagaimana diungkapkan oleh Jessica Cika dari Persadabumi Sulsel, “Perbedaan adalah kekuatan untuk membangun harmoni. Semoga nilai persatuan dan perdamaian ini terus dihidupi oleh setiap individu di Makassar.”
Kegiatan ini berhasil menghadirkan semangat toleransi di tengah masyarakat dan memberikan harapan baru untuk kehidupan yang lebih harmonis di Kota Makassar. Perayaan Hari Toleransi Internasional 2024 tidak hanya sekadar seremonial, tetapi menjadi momentum penting untuk mempertegas komitmen bersama menjaga persatuan di tengah keberagaman.
Kesuksesan acara ini tak lepas dari kerja keras para panitia dan antusiasme peserta. Fauzah Latifah dari IJABI Sulsel, yang bertugas di divisi perlengkapan, mengungkapkan rasa syukurnya atas keterlibatan dalam acara ini. “Walaupun penuh dinamika dan kendala, acara ini berlangsung sukses dan ramai. Anak muda di Makassar perlu terus peduli pada isu perdamaian dan toleransi demi meningkatkan kerukunan umat beragama,” tuturnya dengan semangat.’
Kesan serupa datang dari Indri, perwakilan Fatayat NU, yang menyoroti makna mendalam dari keberagaman. “Keberagaman bukan penyebab perpecahan, melainkan kekuatan untuk menyatukan. Hari Toleransi ini mengingatkan pentingnya merawat persatuan melalui saling pengertian,” ungkapnya.
Fikar dari Jaringan Intelektual Muhammadiyah Makassar juga menambahkan, “Kegiatan ini membuktikan bahwa toleransi dan perdamaian bukan hanya narasi, tetapi bisa diwujudkan nyata. Isu-isu sensitif seperti SARA yang kerap muncul di Pilkada harus kita geser dengan nilai-nilai harmoni.”
Sementara itu, Khaer dan tim Tari Empat Etnis Sulsel dari PMII Gowa merasa bangga menjadi bagian dari acara ini meskipun persiapannya penuh tantangan. “Tari Empat Etnis ini bukan hanya representasi keberagaman budaya Sulsel, tetapi juga keberagaman lintas iman. Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti di sini, tetapi terus menginspirasi normalisasi perdamaian dan toleransi,” jelasnya.
Gerald, koordinator kegiatan, menutup acara dengan pesan penuh optimisme. “Melalui acara ini, kita membuktikan bahwa perdamaian dan toleransi adalah pondasi kehidupan masyarakat Makassar yang harmonis. Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, khususnya Jalin Harmoni Sulsel, yang menjadi motor penggerak. Semoga semangat ini terus hidup di hati kita semua,” katanya.
Perayaan Hari Toleransi Internasional 2024 di Makassar bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga langkah nyata untuk mempererat harmoni di tengah perbedaan. Dengan kolaborasi lintas agama dan budaya, acara ini menjadi bukti bahwa toleransi adalah jembatan untuk membangun masa depan bersama yang damai dan inklusif. Semoga semangat ini terus menyala dan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.