Tenggulun, Aceh Tamiang – Curah hujan yang tinggi mengguyur wilayah Aceh Tamiang sejak Kamis malam (19/12) telah menyebabkan banjir di sejumlah desa, khususnya di Kecamatan Tenggulun. Aliran sungai yang meluap membuat pemukiman warga terendam air setinggi 50 hingga 100 cm. Puluhan rumah dilaporkan terdampak, dan beberapa warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Menurut keterangan salah satu warga, hujan deras yang berlangsung tanpa henti selama lebih dari 12 jam menjadi pemicu utama meluapnya air sungai. Air mulai masuk ke rumah kami sejak dini hari. Ini banjir terparah dalam beberapa bulan terakhir, ujar Rahmat, seorang warga Desa Tenggulun.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang telah turun ke lokasi untuk mengevakuasi warga dan mendistribusikan bantuan darurat berupa makanan siap saji, selimut, dan obat-obatan. Namun, akses menuju beberapa desa masih terhambat akibat genangan air yang cukup tinggi di jalan utama.
Kondisi ini juga memengaruhi aktivitas masyarakat setempat. Sekolah-sekolah diliburkan, dan aktivitas perekonomian lumpuh sementara. Warga berharap pihak terkait dapat memberikan solusi jangka panjang untuk mencegah banjir yang kerap terjadi saat musim hujan.
BMKG setempat telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat yang masih akan berlangsung beberapa hari ke depan. Warga diimbau untuk tetap waspada dan segera mengungsi jika kondisi semakin memburuk. Kami berharap agar semua pihak bahu-membahu menghadapi situasi ini, kata Kepala BPBD Aceh Tamiang dalam keterangannya.
Banjir di Tenggulun menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan lingkungan dan sistem drainase yang memadai untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa mendatang.
Untuk mengatasi banjir yang kerap melanda Tenggulun, diperlukan solusi yang komprehensif dan berkesinambungan. Salah satu langkah penting adalah melakukan normalisasi dan pengerukan sungai secara berkala untuk mencegah sedimentasi yang menyebabkan sungai meluap saat hujan deras. Selain itu, pemerintah perlu membangun sistem drainase yang lebih baik di kawasan pemukiman dan jalan utama agar air hujan dapat dialirkan dengan lancar. Program reboisasi juga harus digencarkan, mengingat kerusakan hutan di daerah hulu menjadi salah satu penyebab utama banjir.