SEMARANG – Hari Dongeng Sedunia (HDS) atau World Storytelling Day diperingati setiap tanggal 20 Maret. Tetapi berbeda dengan Omah Dongeng Sangkara (ODS) yang tahun ini memperingatinya pada 25–27 April 2025. ODS merupakan komunitas yang mewadahi anak-anak yang berada di Kelurahan Patemon, Kota Semarang untuk mengembangkan minat dan kreatifitas mereka.


“Hari Dongeng Sedunia merupakan salah satu dari tiga agenda tahunan ODS. Acara ini bertujuan untuk menampilkan hasil berproses dari pengembangan bakat dan minat anak-anak ODS melalui berbagai bentuk yang kreatif dan edukatif,” ucap Nafiza Salsabila selaku ketua pelaksana Hari Dongeng Sedunia ODS 2025.



HDS 2025 mengangkat tema “Kamar Tidur” yang memiliki filosofi bahwa kamar tidur adalah tempat lahirnya dongeng dan kenangan masa kecil bagi sebagian orang. HDS 2025 memvisualisasikan tema ini dengan menghadirkan sebuah ruang pameran kamar tidur dan mempersilahkan para pengunjung untuk menuliskan mimpi ataupun coretan curahan hati mereka selayaknya tempat itu merupakan kamar tidur masa kecil mereka.


HDS 2025 memiliki tiga acara utama yaitu, pameran “Kamar Tidur”, penayangan film & pertunjukan teater “Kado Buat Bawang Merah”, dan gelar wicara Asah, Asih, Asuh: “Benarkah Dongeng Masih Relevan?”.
Selain tiga acara utama tersebut, HDS juga menyuguhkan kolaborasi dengan berbagai seniman lokal dan komunitas dari berbagai bidang. Salah satu alasan mengapa HDS 2025 dilaksanakan selama tiga hari adalah karena ODS ingin memberikan ruang apresiasi kepada para kolaborator untuk dilihat dan dikenal oleh masyarakat yang lebih luas.

Meskipun para kolaborator merayakan dongeng dengan cara mereka masing-masing, tujuan mereka tetap sama yaitu untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan. Berikut beberapa kolaborator yang tampil di acara HDS 2025:
1. Komunitas Antar Teman Antar Puisi (ATAP), yang menghadirkan pengumpulan dan pembacaan puisi, serta diskusi seputar “Kamar Tidur dan Jati Diri”.
2. Ghazian Arka Fikry A., seniman visual dan celloist yang menampilkan pameran karya visual “Asa, Rasa, Karsa, Arsa” tentang jati diri serta pertunjukan solo cello.
3. Komunitas Lentera Sastra BK UNNES, menampilkan teater bertema besar mimpi dan daya juang.
4. Keroncong Kedai Romo, menghadirkan pertunjukan keroncong secara langsung serta diskusi seputar sejarah dan pelestarian musik keroncong.
5. Jagadhita Natanegara, menyuguhkan pertunjukan wayang dengan lakon pakeliran, membawa dongeng klasik jawa “Karna & Kunthi” serta memperkenalkan perjuangan sosok ibu yang berani.
6. Ahmad Alfan Rizka Al-Hamami & Galuh Nadhita, mengisi diskusi kebudayaan dengan tajuk “Peran Perempuan dalam Sejarah dan Zaman Kini”.




Acara utama HDS 2025 ini memiliki keterkaitan yaitu dengan penggambaran bagaimana dongeng bermula dari kamar tidur, lalu berlanjut dengan cerita dongeng legendaris di Indonesia yaitu kisah Bawang Merah dan Bawang Putih yang dikemas dari sisi psikologis, dan diakhiri dengan sebuah diskusi yang membahas tentang relevansi dongeng di masa sekarang.
Selain itu HDS 2025 juga dibalut dengan penampilan para kolaborator yang menjunjung tinggi berbagai bentuk kebudayaan di Indonesia. Hal ini membuat perayaan Hari Dongeng Sedunia 2025 oleh Omah Dongeng Sangkara menjadi sebuah acara yang seru dan penuh dengan keajaiban bagi setiap penontonnya.