Medan, 8 Mei 2025 – Sebuah kejadian mengerikan mengguncang warga Kota Medan, Sumatera Utara, setelah seorang driver ojek online (ojol) bernama M. Yusuf Ansari menemukan mayat bayi laki-laki di dalam paket yang diantarkannya melalui layanan Gosend. Peristiwa ini menjadi viral di media sosial, memicu kaget sekaligus kekhawatiran tentang keamanan sistem pengiriman barang di platform ojek online.
Kronologi Penemuan yang Mengejutkan
Kejadian bermula pada Kamis pagi, 8 Mei 2025, sekitar pukul 08.00 WIB, ketika Yusuf menerima orderan Gosend di Jalan Yos Sudarso, Kota Medan. Menurut Ketua Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (Godams), Agam Zubir, Yusuf bertemu dengan sepasang muda-mudi yang mengaku sebagai pengirim paket atas nama Rudi. Mereka menyebutkan bahwa tas yang akan dikirim berisi makanan dan pakaian, ditujukan kepada seseorang bernama Putri di Jalan Muchtar Basri, Kecamatan Medan Timur.[](https://www.viva.co.id/berita/nasional/1821631-driver-ojol-di-medan-terkejut-paket-yang-diantar-ternyata-mayat-bayi)
Yusuf, seperti prosedur biasa, memfoto paket tersebut dan melanjutkan perjalanan menuju lokasi pengantaran. Namun, kecurigaan muncul ketika ia tiba di alamat tujuan. “Driver meminta nomor penerima, tapi alamat yang diberikan ternyata tidak jelas. Bersama warga setempat, Yusuf memutuskan untuk membuka paket tersebut,” ungkap Agam. Betapa terkejutnya mereka ketika menemukan jasad bayi laki-laki yang sudah tak bernyawa di dalam tas tersebut.
Viral di Media Sosial: Kecaman dan Kekhawatiran Publik
Video dan foto kejadian ini dengan cepat menyebar di platform X, memicu gelombang reaksi dari warganet. Akun @detiksumut_ menulis, “ASTAGFIRULLAHALADZIM. Pengemudi ojol di Medan menemukan paket berisi bayi laki-laki yang telah meninggal. Kejadian ini mengejutkan dan sedang diselidiki pihak kepolisian.” Sementara itu, @liaasister mengingatkan, “Hati-hati abang-abang gojek kalau dapat orderan gosend. Ternyata isinya bayi yang sudah tidak bernyawa.
Warganet ramai-ramai menyuarakan keprihatinan sekaligus mempertanyakan keamanan layanan Gosend. “Ini ngeri banget, apa nggak ada cek isi paket sebelum dikirim? Gojek harus tanggung jawab!” tulis @MedanBerisik di X. Di sisi lain, ada pula yang menyerukan empati, seperti @PemudaSumut yang berkomentar, “Kasihan bayinya, kasihan juga drivernya yang pasti trauma. Polisi harus usut tuntas!”
Langkah Polisi dan Respons Komunitas Ojol
Yusuf segera melaporkan kejadian ini ke Polsek Medan Timur, didampingi rekan-rekan ojol dari Godams. “Kami membawa tas itu kembali dan melapor ke polisi untuk pengaduan,” kata Agam. Saat ini, kasus tersebut sedang diselidiki oleh pihak kepolisian untuk mengungkap identitas pengirim dan motif di balik pengiriman mayat bayi tersebut.
Komunitas driver ojol di Medan juga bereaksi keras. Godams menyerukan agar platform seperti Gojek memperketat prosedur pengiriman, terutama untuk layanan Gosend yang sering digunakan untuk mengirim barang tanpa pemeriksaan isi. “Kejadian ini membuka mata kami. Harus ada mekanisme yang lebih ketat untuk mencegah penyalahgunaan,” tegas Agam.
Isu Keamanan Gosend: Sorotan Lama yang Kembali Mencuat
Kasus ini bukan kali pertama layanan Gosend menjadi sorotan. Pada 2021, sejumlah driver ojol di Medan menjadi korban penipuan dengan modus pengiriman barang fiktif, di mana pelaku memanfaatkan kelengahan driver untuk meminta uang di muka. Kejadian terbaru ini menambah daftar panjang tantangan keamanan dalam sistem pengiriman instan, yang mengandalkan kecepatan dan kepercayaan tanpa pemeriksaan menyeluruh.
Gojek sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait kasus ini hingga berita ini ditulis. Namun, situs resmi Gojek menyebutkan bahwa jika paket tidak sampai atau bermasalah, pelanggan disarankan untuk memeriksa riwayat chat dengan driver atau melaporkan ke pihak platform. Sayangnya, kasus seperti ini menunjukkan celah yang lebih serius, di mana barang dengan konten kriminal dapat lolos tanpa sepengetahuan driver.
Apa Selanjutnya?
Peristiwa ini meninggalkan trauma bagi Yusuf dan komunitas ojol, sekaligus menjadi pengingat bagi publik tentang pentingnya pengawasan dalam layanan pengiriman. Polisi kini fokus menelusuri identitas pengirim, alamat fiktif, dan latar belakang kematian bayi tersebut. Sementara itu, warganet terus mendesak agar platform ojek online seperti Gojek memperbaiki sistem keamanan untuk mencegah kasus serupa terulang.
(SYM Wawi)