ESG Rating S&P 2025: Strategi Emiten Indonesia Menembus Pasar Global dengan Keberlanjutan
Di era modern, keberlanjutan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan bagi perusahaan yang ingin tetap relevan dan kompetitif. Environmental, Social, and Governance (ESG) kini menjadi tolok ukur utama bagi investor dalam menilai prospek jangka panjang sebuah entitas usaha. ESG Rating, yang diberikan oleh lembaga pemeringkat global seperti S&P Global Ratings, berperan sebagai indikator utama dalam mengukur sejauh mana perusahaan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam kegiatan operasionalnya.
Seiring dengan berkembangnya regulasi global, termasuk kebijakan Corporate Sustainability Due Diligence Directive (CS3D) Uni Eropa, perusahaan yang ingin bertahan di kancah internasional harus memastikan praktik bisnis mereka sesuai dengan standar keberlanjutan yang semakin ketat.
Keberlanjutan bukan sekadar memenuhi syarat administratif atau mengejar peringkat, tetapi merupakan strategi fundamental untuk mempertahankan daya saing dan meningkatkan nilai perusahaan secara jangka panjang. ujar Lydiawaty, CEO Bumi Global Karbon (BGK)
Pernyataan ini menegaskan bahwa ESG tidak hanya menjadi faktor kepatuhan, melainkan bagian integral dari strategi bisnis yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan global.
Peringkat ESG dan Implikasinya bagi Emiten di Indonesia
ESG Rating mengukur komitmen perusahaan terhadap lingkungan, aspek sosial, dan tata kelola. S&P Global menggunakan sejumlah parameter utama dalam penilaiannya:
Lingkungan (E) : Efisiensi energi, emisi karbon, kebijakan daur ulang, dan tanggung jawab ekologi.
Sosial (S) : Hak pekerja, keanekaragaman, kesejahteraan masyarakat, serta kepedulian terhadap konsumen.
Tata kelola (G) : Transparansi, independensi dewan direksi, serta kepatuhan terhadap prinsip etika dan regulasi.
Berdasarkan laporan terbaru S&P Global, sejumlah perusahaan di Indonesia menunjukkan peningkatan dalam ESG Rating, khususnya dari sektor infrastruktur, perbankan, dan energi hijau.
Perusahaan yang menonjol dalam implementasi ESG:
✅ PT Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) – Memperoleh sertifikasi Environmental Product Declaration (EPD) sebagai bukti konkret komitmen terhadap pengurangan dampak lingkungan.
✅ Bank Rakyat Indonesia (BRI) – Menerapkan konsep green banking, dengan kebijakan pembiayaan yang lebih selektif untuk proyek-proyek berkelanjutan.
Namun, masih terdapat emiten yang menghadapi tantangan besar dalam memenuhi standar ESG global. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan minimnya transparansi dalam pelaporan ESG menjadi faktor utama yang menghambat peningkatan peringkat bagi sebagian industri di Indonesia.
Tuntutan pasar dan regulasi global semakin mengarah pada keberlanjutan. Perusahaan yang tidak segera beradaptasi akan tertinggal dalam persaingan, bahkan kehilangan akses terhadap investasi internasional.