Bencana longsor yang terjadi di kawasan PDAM Tirtanadi Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada akhir November 2024, menjadi tragedi yang menelan korban jiwa dan mengganggu pasokan air bersih ke berbagai wilayah. Longsor di kawasan ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya penggundulan hutan yang mempercepat erosi tanah. Pengalihan fungsi lahan hutan menjadi area pertanian atau pemukiman mengurangi kemampuan tanah menyerap air, sehingga meningkatkan risiko longsor, terutama di wilayah berbukit dengan kemiringan curam. Curah hujan yang tinggi dalam waktu singkat turut memperparah kondisi, menjenuhkan tanah hingga kehilangan daya ikat.
Rehabilitasi hutan dan lahan dengan cara reboisasi dapat mengembalikan fungsi ekosistem hutan sebagai pengikat tanah dan penyerap air. Selain itu, penerapan sistem agroforestri yang mengombinasikan tanaman keras dengan tanaman pertanian dapat membantu menjaga kestabilan lereng serta meningkatkan keseimbangan ekosistem. Pembangunan sistem drainase yang baik di area rawan longsor juga menjadi langkah penting untuk mengurangi jenuhnya tanah akibat curah hujan yang tinggi. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui edukasi mengenai pentingnya konservasi hutan dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan dapat memperkuat upaya pencegahan di tingkat lokal.