Jakarta, 8 Mei 2025 — Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Saintek Muhammadiyah (BEM USM) menyerukan pentingnya kepemimpinan yang transformatif di bawah Wali Kota Jakarta Timur, Munjirin, seiring dengan harapan baru masyarakat terhadap arah pembangunan wilayah yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan. Mahasiswa menilai, Jakarta Timur tidak bisa lagi dikelola dengan pola lama yang lamban dan elitis.
Presiden Mahasiswa BEM USM, Radityo Satrio, menyampaikan bahwa kepemimpinan hari ini dituntut untuk melampaui sekadar administrasi pemerintahan. “Jakarta Timur membutuhkan keberanian politik untuk mempercepat perubahan. Bukan hanya membenahi infrastruktur fisik, tapi juga membangun kepercayaan publik, transparansi, dan keterlibatan warga dalam proses pengambilan keputusan,” tegas Radityo.
Menurutnya, peran generasi muda hari ini bukan hanya sebagai pengawas, tapi juga penggerak perubahan. Radityo menyoroti bahwa banyak persoalan mendesak mulai dari kemacetan, pengelolaan ruang terbuka hijau, pelayanan publik yang belum merata, hingga ketimpangan sosial yang harus dijawab dengan kebijakan progresif, bukan retorika kosong.
“Kami ingin memastikan bahwa Pak Munjirin tidak memimpin sendirian di balik meja. Kepemimpinan yang baik adalah yang hadir di tengah masyarakat, mendengar langsung, dan berani menabrak zona nyaman birokrasi jika memang itu yang dibutuhkan,” ujarnya.
BEM USM juga menekankan pentingnya ruang partisipasi anak muda dalam pembangunan daerah. Mereka menilai, sudah saatnya pemerintah kota menjadikan pemuda bukan sekadar pelengkap kegiatan seremonial, tetapi mitra yang strategis dan sejajar.
“Kami siap berdialog, kami siap turun ke lapangan, kami juga siap mengkritik. Yang kami inginkan hanya satu: Jakarta Timur yang berpihak pada rakyat. Jika kepemimpinan hari ini berpihak pada keadilan sosial, kami akan berdiri di baris terdepan untuk mendukung. Jika tidak, kami juga siap menjadi pengingat keras,” tambah Radityo (LLA)