Bangun Harmoni Perdamaian di Kalangan Pemuda, Gerakan Pemuda Ansor Grogol Selenggarakan Coaching Clinic Mediasi Konflik di Surakarta
Surakarta, 13 Oktober 2024 – Gerakan Pemuda Ansor Grogol menggelar kegiatan Coaching Clinic Pelatihan Keterampilan Mediasi Konflik Keagamaan yang dihadiri oleh 25 pemuda lintas agama di ballroom Hotel Sarila, Surakarta. Kegiatan ini merupakan implementasi dari program Simpul Perdamaian Komunitas Muda, yang bertujuan untuk menciptakan ruang aman bagi pemuda dalam upaya rekonsiliasi konflik keagamaan di wilayah Solo Raya. Program ini terlaksana berkat dukungan dari Indika Foundation Impact Grant 2024.
Acara yang dimulai pukul 08.30 WIB ini diawali dengan pembukaan resmi, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diikuti dengan sambutan hangat dari Fadhel Moubharok, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Grogol. Dalam sambutannya, Fadhel menekankan pentingnya peran pemuda lintas agama dalam menciptakan harmoni sosial di tengah perbedaan. Ia juga menyampaikan bahwa melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat menjadi mediator yang efektif dalam menangani konflik berbasis agama di komunitas mereka.
Setelah sambutan, Yusuf DA, Ketua Forum Pemuda Lintas Iman dan Kepercayaan Kota Surakarta, bertindak sebagai moderator untuk sesi pengantar materi. Yusuf menyoroti pentingnya keterampilan mediasi konflik, terutama dalam konteks hubungan antar-agama, sebagai salah satu solusi untuk menjaga keharmonisan di masyarakat. “Konflik keagamaan sering kali muncul dari kesalahpahaman atau kurangnya dialog. Melalui pelatihan ini, kita akan belajar bagaimana menciptakan dialog yang konstruktif dan menengahi perselisihan dengan cara yang damai,” jelas Yusuf dalam pemaparannya.
Deana Sari, selaku Manager of Advocacy dari Pusat Kajian Perempuan Solo (PUKAPS), kemudian memberikan materi utama mengenai teknik-teknik mediasi dalam konteks konflik keagamaan. Deana memaparkan strategi-strategi penting dalam mediasi yang dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi konflik berbasis agama. Ia menekankan pentingnya empati, keterbukaan, dan komunikasi yang efektif dalam proses mediasi. “Mediasi bukan hanya tentang menyelesaikan masalah, tapi juga tentang membangun kembali kepercayaan dan menciptakan ruang untuk dialog yang damai,” ujar Deana.
Setelah pemaparan materi, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti simulasi mediasi konflik. Dalam sesi simulasi ini, peserta diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang baru saja mereka pelajari. Simulasi ini menjadi ajang bagi peserta untuk merasakan langsung tantangan yang mungkin dihadapi dalam situasi konflik nyata, sekaligus melatih kemampuan mereka untuk menjadi mediator yang efektif.
Kegiatan ini ditutup dengan pembacaan kesimpulan dan rekomendasi hasil pelatihan. Para peserta sepakat bahwa keterampilan mediasi merupakan salah satu kompetensi penting yang harus dikuasai pemuda, khususnya di wilayah Solo Raya yang kerap diwarnai oleh keragaman agama dan keyakinan. Mereka juga merekomendasikan agar kegiatan serupa terus dilaksanakan untuk memperkuat jaringan pemuda lintas agama yang berperan aktif dalam menjaga perdamaian.
Sebelum acara ditutup, Fadhel Moubharok kembali menyampaikan harapannya bahwa para peserta dapat menjadi agen perubahan di komunitas mereka masing-masing. “Kalian adalah pilar-pilar perdamaian yang akan menjaga keharmonisan di masyarakat kita. Jangan pernah ragu untuk berdialog, dan selalu jadilah jembatan penghubung antar keyakinan,” pesan Fadhel dalam penutupannya.
Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat peran pemuda sebagai agen perdamaian di tengah pluralitas keagamaan yang ada di Solo Raya. Dukungan dari Indika Foundation Impact Grant 2024 memungkinkan terlaksananya kegiatan ini dan memberi ruang bagi para pemuda untuk terlibat aktif dalam upaya rekonsiliasi konflik keagamaan. Dengan terselenggaranya pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat menerapkan ilmu yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari dan turut berkontribusi dalam menjaga kerukunan antarumat beragama di Kota Surakarta dan sekitarnya.